JAKARTA ā Komoditas nikel memiliki prospek cerah dan bakal jadi primadona tahun ini. Kontribusi komoditas nikel terhadap pendapatan negara, juga tak main-main.
Head of Center Macroeconomics and Finance INDEF M Rizal Taufikurrahman menilai bahwa nikel merupakan komoditas menarik yang diprediksi memiliki prospek cerah di tahun 2023. Hal ini tak lepas dari permintaan global yang tinggi sejalan dengan kebutuhan kendaraan listrik.
āIndonesia ini penghasil nikel terbesar di dunia, dimana ini erat kaitannya dengan permintaan tinggi dari pasar global seperti China dan Korea. Kedepan, saya melihat peluang nikel ini sangat besar. Harganya pun naik terus, bahkan diprediksi bisa sampai USD26.000/ton,ā kata Rizal, Kamis (16/2/2023).
Meski demikian, tantangan di industri nikel juga tidak mudah. Terutama bagaimana pemerintah mampu mengelola besarnya sumber daya alam yang dimiliki ini dengan transformasi teknologi dan kebijakan yang mendukung program hilirisasi tersebut.
āDiperlukan strategi fiskal mendongkrak industri manufaktur berbasis sumber daya alam dan membuka peluang āpasarā baru selain China dan Korea, yang juga bisa menguntungkan Indonesia,ā ujarnya.
Besarnya potensi tersebut membuat Manajemen Harita Nickel berkomitmen dalam menerapkan praktek pertambangan berkelanjutan di Tanah Air. Praktek pertambangan berkelanjutan ini dimplementasikan dengan mengedepankan pengelolaan lingkungan dalam setiap kegiatan bisnis dan melalukan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah tambang.
Follow Berita Okezone di Google News