JAKARTA - Pandemi virus corona atau COVID-19 memaksa pemerintah untuk menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dalam praktiknya, kebijakan ini secara tidak langsung telah membatasi berbagai kegiatan sosial yang selama ini banyak dilakukan oleh masyarakat.
Salah satunya menonton bioskop. Masyarakat terpaksa harus menahan keinginan untuk menyaksikan film-film favorit mereka, mengingat hampir seluruh pusat perbelanjaan di Indonesia, termasuk Jakarta sudah ditutup. Dampaknya tentu membuat bioskop-bioskop di dalamnya juga ikut tutup sementara.
Di tengah ketidakpastian ini, masyarakat tiba-tiba dikejutkan dengan kemunculan Bioskop Drive-in yang telah viral sejak beberapa hari lalu. Layanan publik tersebut ternyata diiniasi oleh sebuah event organizer yakni, Ergo & Co.
Lantas, seperti apa keseruannya? Yuk simak langsung hasil wawancara eksklusif Okezone dengan founder Ergo & Co, Adam Hadziq. Berikut rangkumannya.
Baca juga: Imbas Corona, Bioskop Drive In Kemungkinan Hadir Lagi di Indonesia
Baca juga: Suami Sebut Indira Kalistha Stres Berat karena Hujatan Publik
Ide drive-in cinema
Menurut pemaparan Adam, ide drive-in cinema ini muncul setelah usahanya ikut terdampak pandemi COVID-19. Industri event dan organizer yang bergerak di bidang pelayanan jasa memang cukup terpukul virus corona mulai melanda Indonesia sejak 2 bulan terakhir.
Banyak penyelenggara acara terpaksa membatalkan event-event mereka, demi mengikuti kebijakan PSBB yang dicanangkan pemerintah dalam memutus mata rantai penularan COVID-19.
"Jadi sebenarnya di kondisi kayak gini, kami berpikir, kira-kira apa yang bisa kita lakukan. Karena latar belakang bisnis kita dari awal sudah kena dampaknya. Apalagi ketika pemerintah menyarankan WFH. Ya udah kita langsung kena," ungkap Adam saat dihubungi via sambungan telepon, Minggu (17/5/2020).
Tak mau berputus asa, Adam dan timnya langsung mencari jalan keluar demi menyelamatkan usaha mereka. Setelah melakukan riset kecil-kecilan, mereka akhirnya menemukan ide untuk membuat drive-in cinema, atau layanan menonton film yang disaksikan langsung dari dalam mobil.
"Waktu itu kami brain storm, kami rembukin, cari-cari referensi di luar. Ternyata ada 2 negara yang sudah melakukannya. Tapi sebelum itu, saya sempat melihat video ada sesosok pemuka agama yang memberikan nasihat kepada umatnya melalui sebuah layar LED. Sementara umatnya menyaksikan dari mobil. Dari situ kami berpikir kenapa tidak di-twist, atau dikulik lebih dalam lagi?," tambahnya.
Mengobati rasa rindu sekaligus bernostalgia
Lebih lanjut Adam menjelaskan, keputusan timnya untuk meluncurkan layanan drive-in cinema tidak terlepas dari animo masyarakat yang begitu besar. Selain mengobati rasa rindu, drive-in cinema juga dapat dijadikan sebagai media untuk bernostalgia.
"Kondisi sekarang kan semua serba dibatasi, dan drive-in cinema ini posibility-nya agak besar. Toh di tahun 70-an juga sudah pernah ada di Ancol dan di Surabaya. Jadi kemungkinan banyak yang kangen juga," kata Adam.
Sementara untuk generasi milenial, Adam menambahkan, drive-in cinema bisa menjadi hiburan tersendiri untuk melepas rasa penat setelah hampir dua bulan menjalani Work From Home (WFH) dan isolasi mandiri di rumah.
Follow Berita Okezone di Google News