Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Kuliner Legendaris Khas Betawi yang Sarat Makna dan Sejarah

Dimas Andhika Fikri, Jurnalis · Senin 22 Juni 2020 13:48 WIB
https: img.okezone.com content 2020 06 22 620 2234199 kuliner-legendaris-khas-betawi-yang-sarat-makna-dan-sejarah-aU3vV4ZmBp.jpg Putu Mayang kuliner legendaris khas Betawi (Foto : @yunitaanwar/Instagram)
A A A

Budaya Betawi memang memiliki ciri khas dan keunikan yang sudah sangat melekat di pikiran masyarakat Indonesia. Apalagi bila berbicara soal kuliner.

Betawi punya segudang kuliner yang tidak kalah lezat dengan daerah lain di Indonesia. Sayangnya, beberapa jenis kuliner khas Betawi dikabarkan sudah sangat sulit ditemui alias nyaris 'punah'.

Nah, dalam rangka merayakan HUT DKI Jakarta yang ke-493, berikut Okezone rangkumkan 4 sejarah kuliner khas Betawi yang menarik untuk disimak. Seperti dikutip dari berbagai sumber, Senin (22/6/2020).

Putu Mayang

Putu Mayang

(Foto : @yunitaanwar/Instagram)

Putu mayang adalah kue tradisional khas Betawi yang terbuat dari tepung kanji atau tepung beras. Bentuknya terbilang unik, mirip seperti mie. Makanan ini biasanya disajikan dengan santan kelapa lalu diberi kinca atau gula jawa cair. Untuk mempercantik penampilannya, tepung beras akan diberi pewarna makanan berwarna-warni.

Berdasarkan sejarahnya, asal mula kue ini mungkin terkait dengan kue putu mayam yang berasal dari India Selatan. Kedua-duanya memiliki bentuk adonan tepung kanji atau tepung beras yang dicetak menyerupai gumpalan mi.

Namun putu mayang Indonesia sedikit berbeda dibandingkan putu mayam India yang juga dapat ditemukan di Sri Lanka, Malaysia, dan Singapura. Gumpalan putu mayang Indonesia lebih menyatu dan tebal dengan ukuran gumpalan yang kecil, sementara putu mayam India memiliki helai seperti mi yang lebih halus dan ukuran yang lebih lebar.

Baca Juga : Rayakan HUT DKI Jakarta, Bikin Kerak Telor di Rumah Yuk!

Dodol Betawi

Dodol Betawi

(Foto : @sayyied_faishol_alhaddad/Instagram)

Tak hanya Garut, orang Betawi juga punya olahan dodol yang menggugah selera. Sama seperti dodol kebanyakan, dodol Betawi diolah menggunakan kuali besar berukuran diameter 50 cm sampai 1 meter. Rasanya terbilang gurih karena terbuat dari kelapa dan ketan, dengan tekstur yang kenyal.

Namun perlu diketahui, bagi orang Betawi dodol bukan hanya sekadar kudapan biasa. Makanan ini memiliki makna gotong-royong, kebersamaan, dan kekeluargaan. Makna tersebut, tersirat dalam proses pembuatannya karena harus dilakukan bersama-sama, mengingat bahan yang digunakan terbilang banyak, sehingga diklaim dapat mempererat hubungan kekeluargaan.

Follow Berita Okezone di Google News

Kue Talam

Talam

(Foto : @silvialim18/Instagram)

Pencinta jajanan pasar pasti sudah familiar dengan kuliner tradisional yang satu ini. Kue talam merupakan salah satu jajanan khas Betawi yang bisa Anda temukan di berbagai daerah di Indonesia. Kue tersebut diolah dengan campuran beberapa tepung seperti tepung beras, tepung tapioka, tepung terigu, atau tepung sagu.

Kue ini juga tidak terlepas dari sejarah Betawi. Kue talam diduga berumur lebih dari 500 tahun ini ternyata banyak dipengaruhi oleh budaya Tionghoa, dan Eropa. Mengutip tulisan di mobilegaul, kata "kue" berasal dari kata serapan dari Bahasa Kokkian: 粿 koé. Pada awalnya istilah kue memang digunakan untuk menyebut kue tradisional peranakan Tionghoa.

Rasanya yang gurih dan manis legit menggambarkan perpaduan sejarah kehidupan manusia di muka bumi. Sebab itulah kue talam dibuat dua lapis, yakni rasa manis pada bagian bawah dan rasa gurih di bagian atas.

Kue Pancong

Kue Pancong

(Foto : @vitadeviana/Instagram)

Kue pancong sempat diburu pencinta kuliner setelah tren jajanan tradisional kembali merebak di media sosial. Nah, untuk menarik perhatian konsumen muda, kue berbentuk setengah lingkaran ini dikreasikan dengan menambahkan beberapa topping tambahan seperti keju, matcha, dan masih banyak lagi.

Bahan dasar kue ini sendiri terbuat dari santan, tepung besar, kelapa, dan garam. Lalu di atasnya diberi potongan kelapa dan taburan gula pasir.

Menurut sejarah, kue ini awalnya hanya dibuat saat perayaan Idul Fitri saja. Namun sekarang kue pancong dapat dinikmati kapanpun. Namanya sendiri diambil dari bahasa Betawi.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini