Penyakit aorta merupakan penyakit komplikasi dari hipertensi yang cukup dikhawatirkan karena bisa menyebabkan kematian. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), penyakit aorta ini menyebabkan 9.923 kematian pada 2018 dan sekitar 58 persen kematian terjadi pada pria.
Aorta sendiri merupakan bagian terbesar dari pembuluh darah arteri yang memanjang dari jantung hingga perut bawah. Aorta yang bermasalah adalah ketika jaringannya robek atau membengkak yang akhirnya menekan ke pembuluh darah lain.
Ketika aorta ini sudah bengkak dan pecah, maka pasien akan meninggal dunia. Karena itu, pencegahan pada pasien hipertensi yang merupakan kelompok pasien terbanyak penderita aorta adalah dengan mengontrol tekanan darah.
Nah, bicara soal penyembuhan aorta, Ahli Bedah Thoraks dan Kardiovaskular Heartology Cardiovascular Center Brawijaya Hospital Saharjo dr Dicky Aligheri Wartono, Sp.BTKV (K), salah satu yang akan direkomendasikan dokter adalah operasi Bentall. Tindakan ini dilakukan pada jenis aorta yang robek pada pangkal yang menempel ke serambi jantung atau yang disebut dengan aorta asendens.
"Ada dua jenis aorta robek, tipe A dan tipe B. Untuk yang paling berbahaya dan mematikan adalah tipe A, sebab, bagian aorta yang robek ada pada pangkalnya yang menempel ke serambi jantung atau yang disebut dengan aorta asendens. Penanganannya juga harus melalui operasi. Beda dengan tipe B, yang umumnya bisa diatasi dengan obat atau dengan intervensi endovaskular,' tutur dr Dicky dalam Webinar, Kamis 12 November 2020.
Perlu diketahui, di bagian tengah, aorta asendens memiliki tiga cabang arteri. Bagian yang bercabang itu dikenal dengan nama aorta arch. Pada kasus diseksi aorta, dua jenis aorta itulah yang robek parah sehingga perlu diganti dengan graft dari bahan dakron. Operasi penggantian aorta arch itu disebut dengan operasi Hemiarch Aorta Replacement
"Mengganti aorta asendens arch tak semudah mengganti katup atau pembuluh darah koroner. Sebab, untuk menggantinya, kondisi pembuluh darah tersebut harus benar-benar 'bersih' dari darah," ucapnya.
Dengan demikian, ahli bedah bisa melihat dengan jelas seberapa panjang yang perlu diganti. Selain itu juga supaya proses penyambungan dan pemotongannya bisa sempurna. Dengan begitu, setelah graft disambungkan, darah bisa kembali mengalir dengan sempurna.
Namun, ada masalah di sini. Ya, bagaimana kemudian 'mengeringkan' bagian tersebut lantaran fungsinya sebagai pengantar darah bersih. Apakah tidak cukup dengan mengelap hingga kering bagian yang akan dipotong dan disambungi?
Baca Juga : Drama Air Mata Yuri Kubur Mimpi Jadi The Next MasterChef Indonesia
Dokter Dicky menjabarkan, mulanya sebelum dipotong, fungsi jantung dan paru-paru digantikan mesin heart lung (pengganti fungsi jantung dan paru-paru). Bersamaan dengan itu, suhu badan pasien juga mulai diturunkan secara perlahan hingga mencapai titik yang nyaris terendah bagi seorang manusia, yakni 24-26 derajat celsius atau separo temperatur tubuh manusia normal.
"Penurunan suhu badan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi aktivitas otak. Dengan aktivitas yang rendah, otak tak membutuhkan banyak darah," terangnya.
Setelah suhu mencapai derajat yang dibutuhkan, darah pun mulai 'dikuras' dari tubuh. Artinya, aliran darah ke liver, ginjal, paru, apalagi jantung, usus, dan otot dihentikan.
Tetapi, aliran darah ke otak tidak boleh ikut berhenti. Otak harus tetap dialiri darah. Kalau sampai terhenti, pasien meninggal atau koma. Tetapi, karena aktivitasnya sudah diturunkan, kebutuhan darah di otak tidak banyak lagi.
Detik-detik selama tubuh tidak dialiri darah itu merupakan bagian yang paling menegangkan dan berisiko dalam operasi Bentall. Sebab, penghentian aliran darah ini tidak boleh lebih dari 40 menit. Kalau bisa lebih cepat dari itu sangat baik.
Follow Berita Okezone di Google News