Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Peneliti: Orang Asia Kebanyakan Menolak Vaksinasi Covid-19

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Rabu 18 November 2020 12:52 WIB
https: img.okezone.com content 2020 11 18 620 2311599 peneliti-orang-asia-kebanyakan-menolak-vaksinasi-covid-19-TbdpFWcXhN.jpg Ilustrasi (Foto : Medicaldaily)
A A A

Fakta menarik lainnya yang ditemui peneliti adalah meskipun semakin banyak orang teredukasi mengenai vaksin, itu tak mengubah pilihannya untuk tidak divaksin.

"Dengan media sosial, siapa pun bisa menjadi penulis, menjadi ahli, dan karena informasi itu ada di internet, bisa menyebar dengan cepat dan menjangkau banyak orang," ungkap Paterson.

Ini memberi gambaran jelas terkait dengan pernyataan Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom, yang menjelaskan, masalah yang dihadapi di tengah pandemi bukan hanya virusnya, tetapi rumor atau informasi keliru.

"Di pandemi ini, terdapat banyak sekali informasi yang keliru tentang bagaimana virus menyebar, bagaimana cara mencegah terpapar virus, dan informasi mengenai penelitian vaksin Covid-19 yang keliru. Ini yang kemudian membuat masyarakat ragu," tulis Paterson.

Uji Coba Vaksin

Sejak vaksin Covid-19 dikembangkan dan diproduksi jauh lebih cepat daripada vaksin sebelumnya, ini menjadi penting bagi pemerintah dan pejabat kesehatan masyarakat meyakinkan publik bahwa setiap vaksin yang diproduksi melewati proses panjang dan tentunya dengan keamanan tinggi.

Menjadi kunci sekarang adalah bagaimana setiap pejabat dan pemangku kepentingan lainnya mau mendengarkan dan terlibat ke publik. Selain itu, memprioritaskan mereka yang paling terkena dampak negatif Covid-19 pun harus dipikirkan.

"Itu semua bisa dilakukan dengan pematauan berita dan media sosial, survei, wawancara, dan membuat focus group, serta melibatkan langsung masyarakat untuk mengeksplorasi alasan yang mendasari mereka mau atau tidak mau disuntik vaksin Covid-19.

"Ketika vaksin sudah tersedia, kepercayaan publik menjadi kunci segalanya. Menjadi catatan semua, ketika kurangnya serapan vaksin, ini dapat membahayakan keberhasilan program vaksin dan tentunya pengendalian pandemi secara global," tegas Paterson.

Sementara itu Paterson berharap adanya penelitian lebih lanjut mengenai studi semacam ini, karena hasil penelitian ini akan berubah berdasarkan waktu, tempat, dan kelompok populasi. "Jadi, penelitian lebih lanjut bisa menjadi kunci dan penelitian baru yang memberikan hasil yang lebih baik," tambahnya.

Follow Berita Okezone di Google News

(hel)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini