Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Hari AIDS Sedunia: Obat Cabotegravir 9 Kali Lipat Lindungi Wanita dari HIV Dibanding PrEP Truvada

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Selasa 01 Desember 2020 10:34 WIB
https: img.okezone.com content 2020 12 01 620 2319312 hari-aids-sedunia-obat-cabotegravir-9-kali-lipat-lindungi-wanita-dari-hiv-dibanding-prep-truvada-MXTI958owq.jpg Ilustrasi (Foto : Medicaldaily)
A A A

Berbicara mengenai Hari AIDS Sedunia, yang perlu diketahui adalah vaksin HIV sampai sekarang belum ditemukan. Namun, penelitian terbaru menemukan fakta bahwa suntikan tunggal obat bernama cabotegravir setiap dua bulan sangat berhasil dalam mencegah HIV pada wanita. Kesimpulan studi ini didapat dari uji klinis di antara wanita sub-Sahara Afrika.

Penelitian ini dilakukan oleh HIV Prevention Trials Network, mengamati dua bentuk profilaksis pra pajanan atau PrEP yang ditujukan pada wanita. PrEP adalah teknik pemberian obat anti-AIDS dosis rendah kepada orang HIV-negatif sebagai cara untuk melindungi mereka dari infeksi. Jadi, studi ini membandingkan keefektikan suntikan cabotegravir dengan bentuk PrEP saat ini yaitu pil harian Truvada.

"Ini kemajuan besar," kata Ahli Penyakit Menular Dr Anthony Fauci dalam suatu pengarahan. "Ini sangat bagus untuk penelitian biomedis," tambahnya.

Sampai saat ini, upaya pencegahan infeksi HIV pada perempuan heteroseksual adalah tidak melakukan hubungan intim, menggunakan kondom, atau dengan PrEP Truvada. Truvada dan cabotegravir, keduanya adalah obat antiretroviral atau obat yang sangat efektif dalam mengendalikan infeksi HIV.

Obat HIV

Dalam penelitian terhadap lebih dari 3.000 wanita di 20 lokasi studi di sub-Sahara Afrika, suntikan cabotegravir ditemukan 9 kali efektif dibandingan Truvada.

"Salah satu penghalang dalam upaya melawan HIV adalah ketidakkonsistenan atau kurangnya kemanjuran profilaksis pra pajanan (PrEP) pada mereka yang paling membuthkan, yaitu wanita muda, khususnya yang ada di Afrika bagian selatan," kata Dr Fauci.

Baca Juga : Cek Fakta, Pengidap HIV/AIDS Tidak Boleh Berhubungan Intim Sama Sekali?

Tahun lalu, ada tambahan 1,7 juta orang terinfeksi HIV secara global. Kira-kira 1 juta dari mereka itu ada di Afrika. Menjadi perhatian ialah tingkat infeksi tetap tinggi di banyak negara Afrika. Misalnya di Afrika Selatan dan Botswana, hampir 20 persen remaja dan orang dewasa berusia 15 hingga 49 tahun hidup dengan HIV. Lalu di Eswatini, 27 persen dari semua orang dewasa dalah HIV-positif. Uji coba PrEP memang terbukti sangat efektif dalam mencegah infeksi HIV. Tetapi, program PrEP kurang efekti di kehidupan sehari-hari.

Lantas, mengapa Cabotegravir dinilai begitu berhasil?

Seorang peneliti di Wits Reproductive Health and HIV Institute di Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan, Sinead Delany, menjelaskan bahwa pemberian suntikan setiap bulan lebih mudah dibandingkan memastikan orang mengonsumsi pil setiap hari. "Hasil kami menunjukkan bahwa cabotegravir memang lebih unggul dari Truvada dalam mencegah infeksi HIV," terang Delany.

Follow Berita Okezone di Google News

Bagaimana studi ini dilakukan?

Dari 3.223 wanita, setenganya mendapat Truvada dan setengahnya lagi cabotegravir. Tiga tahun berselang, ada 34 infeksi HIV di antara perempuan yang memakai Truvada dibandingkan hanya ada 4 di kelompok cabotegravir. Perbedaan drastis ini menyolok karena Truvada sudah dianggap dalam komunitas AIDS sebagai alat pencegahan yang berguna.

Cabotegravir ternyata tetap ada dalam tubuh seseorang selama dua bulan terakhir, meningkatkan kemungkinan memberi jarak suntikan lebih jauh, beberapa peneliti mengatakan mungkin hanya dua kali dalam setahun.

Penelitian lain yang baru keluar tahun ini pun menemukan bahwa cabotegravir sama mengesankannya dalam mencegah penularan HIV di antara laki-laki yang berhubungan badan dengan laki-laki.

Hari AIDS Sedunia

Di sisi lain, selain Dr Fauci, Profesor Monica Gandhi, seorang peneliti HIV terkemuka di Universitas San Fransisco yang tidak terlibat dalam penelitian, menyebutkan bahwa hasil studi ini adalah berita yang menggembirakan.

"Wanita membutuhkan pilihan untuk pencegahan HIV, karena wanita di seluruh dunia mungkin tidak selalu dapat mengontrol risiko mereka sendiri terhadap infeksi HIV," kata Prof Gandhi pada NPR. "Pilihan lain untuk pencegahan HIV seperti obat cabotegravir ini adalah hal yang menarik dan terobosan yang luar biasa," tambahnya.

Negara Kanada sudah menyetuji penyuntikan cabotegravir untuk pengobatan HIV sebagai bagian dari terapi obat kombinasi yang dijual dengan nama merek Cabenuva. ViiV Healthcare yang mengembangkan cabotegravir berencana untuk meminta persetujuan peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk obat ini baik sebagai profilaksis sebelum pajanan maupun sebagai pengobatan pada paruh pertama 2021. Tentu ini akan membuka jalan bagi penggunaannya di negara dengan pendapatan rendah.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini