Berbicara mengenai Hari AIDS Sedunia, yang perlu diketahui adalah vaksin HIV sampai sekarang belum ditemukan. Namun, penelitian terbaru menemukan fakta bahwa suntikan tunggal obat bernama cabotegravir setiap dua bulan sangat berhasil dalam mencegah HIV pada wanita. Kesimpulan studi ini didapat dari uji klinis di antara wanita sub-Sahara Afrika.
Penelitian ini dilakukan oleh HIV Prevention Trials Network, mengamati dua bentuk profilaksis pra pajanan atau PrEP yang ditujukan pada wanita. PrEP adalah teknik pemberian obat anti-AIDS dosis rendah kepada orang HIV-negatif sebagai cara untuk melindungi mereka dari infeksi. Jadi, studi ini membandingkan keefektikan suntikan cabotegravir dengan bentuk PrEP saat ini yaitu pil harian Truvada.
"Ini kemajuan besar," kata Ahli Penyakit Menular Dr Anthony Fauci dalam suatu pengarahan. "Ini sangat bagus untuk penelitian biomedis," tambahnya.
Sampai saat ini, upaya pencegahan infeksi HIV pada perempuan heteroseksual adalah tidak melakukan hubungan intim, menggunakan kondom, atau dengan PrEP Truvada. Truvada dan cabotegravir, keduanya adalah obat antiretroviral atau obat yang sangat efektif dalam mengendalikan infeksi HIV.
Dalam penelitian terhadap lebih dari 3.000 wanita di 20 lokasi studi di sub-Sahara Afrika, suntikan cabotegravir ditemukan 9 kali efektif dibandingan Truvada.
"Salah satu penghalang dalam upaya melawan HIV adalah ketidakkonsistenan atau kurangnya kemanjuran profilaksis pra pajanan (PrEP) pada mereka yang paling membuthkan, yaitu wanita muda, khususnya yang ada di Afrika bagian selatan," kata Dr Fauci.
Baca Juga : Cek Fakta, Pengidap HIV/AIDS Tidak Boleh Berhubungan Intim Sama Sekali?
Tahun lalu, ada tambahan 1,7 juta orang terinfeksi HIV secara global. Kira-kira 1 juta dari mereka itu ada di Afrika. Menjadi perhatian ialah tingkat infeksi tetap tinggi di banyak negara Afrika. Misalnya di Afrika Selatan dan Botswana, hampir 20 persen remaja dan orang dewasa berusia 15 hingga 49 tahun hidup dengan HIV. Lalu di Eswatini, 27 persen dari semua orang dewasa dalah HIV-positif. Uji coba PrEP memang terbukti sangat efektif dalam mencegah infeksi HIV. Tetapi, program PrEP kurang efekti di kehidupan sehari-hari.
Lantas, mengapa Cabotegravir dinilai begitu berhasil?
Seorang peneliti di Wits Reproductive Health and HIV Institute di Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan, Sinead Delany, menjelaskan bahwa pemberian suntikan setiap bulan lebih mudah dibandingkan memastikan orang mengonsumsi pil setiap hari. "Hasil kami menunjukkan bahwa cabotegravir memang lebih unggul dari Truvada dalam mencegah infeksi HIV," terang Delany.
Follow Berita Okezone di Google News