KEPUTUSAN pemerintah untuk melakukan vaksinasi massal demi mengentaskan virus corona Covid-19 telah tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/ 9860/ 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disesase 2019 (Covid-19).
Kepmen tentang vaksin Covid-19 ini ditandatangani Menteri Kesehatan, dr. Terawan Agus Putranto pada 3 Desember 2020. Dalam keputusan itu pula tersebut enam vaksin yang akan digunakan di Indonesia. Di antaranya diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd.
Namun enam produsen yang disebutkan itu membuat masyarakat bingung, tentang vaksin yang aman untuk digunakan. Terlebih saat ini belum ada laporan lebih lanjut tentang kelebihan dan kekurangan yang diberikan oleh vaksin-vaksin tersebut.
“Kalau berdasarkan data yang sudah ada, jelas itu Pfizer. Sebab Pfizer telah memberikan laporan yang cukup lengkap terkait dengan vaksin yang mereka buat,” terang dr. Fajri, saat dihubungi Okezone.
Pada saat yang sama, dr. Fajri juga menjelaskan mengenai keunikan dan keunggulan dari beberapa vaksin yang akan digunakan di Indonesia.
Baca Juga: 6 Fakta Vaksin Sinovac Tiba di Tanah Air, Presiden Siap Disuntik Duluan
Pfizer
Pfizer itu mengklaim kalau vaksinnya 95 persen efektif. Angka efektifitas 95 persen itu berlaku pada kasus yang ringan. Dua kali suntik. Kelemahan vaksin ini, mereka membutuhkan lemari pendingin dengan suhu -80 derajat agar bisa bertahan selama 1 bulan.
Kalau tidak disimpan di freezer yang sesuai, maka vaksin ini cuma bertahan selama 5 hari. Ini kan susah banget cari tempatnya.
“Jadi kalaupun mau beli, maka harus disiapkan dulu freezernya, biar enggak rusak. Karena pada freezer normal itu suhunya hanya -2 sampai -8,” terang dr. Fajri.
Follow Berita Okezone di Google News