KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan memperkuat kolaborasi dengan bersinergi program bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (KemendesPDTT) dalam upaya mengembangkan desa wisata di Indonesia, sehingga dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Sesuai RPJMN 2020-2024, Kemenparekraf menargetkan sebanyak 244 desa wisata tersertifikasi menjadi desa wisata mandiri hingga 2024.
Baca juga: Menjelajah Wisata dan Pusat Kuliner di Kota Solo, Paling Murah di Indonesia?
"Dari 224 desa wisata, sebanyak 150 desa wisata berada di 5 Destinasi Super Prioritas dan akan kita perlebar. Sesuai arahan Presiden, desa wisata ini jadi platform yang akan kita gaspol di tahun 2021. Kolaborasi bersama KemendesPDTT tentu menjadi sangat penting, dan diharapkan adanya kesepakatan terkait daftar 244 desa wisata untuk program pendampingan desa wisata," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno seperti dikutip dari laman resmi Kemenparekraf, Rabu (20/1/2021).
Sandiaga didampingi wakilnya Angela Tanoesoedibjo dan beberapa deputi sudah beraudiensi dengan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin 18 Januari 2021.
Kemenparekraf dan KemendesPDTT sebelumnya telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman di tahun 2016. Sehingga perlu dikaji kembali untuk diperbaharui mengingat situasi saat ini yang sangat dinamis, ataupun melihat mana saja yang memungkinkan untuk ditingkatkan menjadi perjanjian kerja sama.
Desa wisata atau rural tourism, kata Sandiaga, telah menjadi tren pariwisata dunia. Pengalaman liburan otentik di tengah lingkungan yang santai dan sehat, menarik semakin banyak wisatawan.
Di eropa, 15 persen dari total kapasitas amenitas berada di desa-desa wisata yang berkelanjutan berupa homestay. Begitu juga dengan serapan tenaga kerja, desa wisata memiliki potensi yang besar. Di Inggris, desa wisata menyumbang 12 persen lapangan kerja.
Baca juga: Alasan Mandalika Layak Jadi Destinasi Sport Tourism Unggulan Indonesia
Indonesia dengan jumlah desa yang mencapai lebih dari 74 ribu, ditambah dengan kekayaan budaya serta ekonomi kreatif, tentu memiliki peluang besar dalam menghadirkan desa wisata.
"Kita ingin program-program bersinergi untuk desa wisata, membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan memajukan kesejahteraan umum. Kita mulai Indonesia Maju dari desa wisata," kata Menparekraf.
Angela Tanoesoedibdjo (Kemenparekraf)
Sementara Wamenparekraf Angela Tanosoedibjo, mengatakan, Kemenparekraf secara umum mengklasifikasikan desa wisata menjadi tiga kategori.
Pertama adalah rintisan, yakni desa wisata yang memiliki potensi namun masih terdapat keterbatasan terhadap sarana dan prasarana sehingga belum atau masih sedikit wisatawan yang berkunjung. Sangat diperlukan pendampingan dari pihak-pihak terkait.
Kemudian desa wisata maju dan berkembang, yakni desa wisata yang sudah ada kunjungan wisatawan dari luar daerah maupun wisatawan mancanegara dan memiliki sarana prasarana dan fasilitas pariwisata yang sudah berkembang. Masyarakatnya pun sudah memiliki kesadaran akan wisata dan mampu mengelola usaha pariwisata melalui pokdarwis/kelompok kerja lokal.
Follow Berita Okezone di Google News