MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, berkoordinasi dengan Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), untuk membahas rencana perluasan pedoman (guidelines) dalam menyelenggarakan kegiatan atau event saat pandemi COVID-19.
Sandiaga Uno, dalam diskusi pagi dengan APMI, di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Senin (25/1/2021), mengatakan bahwa pihaknya bersama dengan APMI berencana mengadakan zoom call untuk merancang perluasan pedoman pelaksanaan event dengan mengundang Kepolisian Mabes Polri, Satgas COVID-19, dan semua stakeholders yang terlibat dalam pelaksanaan event.
Baca juga: PPKM Diperpanjang, Objek Wisata di Banyumas Diizinkan Buka
Penyelenggaraan sebuah event bukan sekadar menentukan anggaran, penyewaan tempat, pengadaan logistik, dan mengundang pembicara saja. Namun, yang terpenting adalah mendapatkan perizinan dari pihak terkait, seperti kepolisian dan Satgas COVID-19.
Oleh karena itu, masukan dari kepolisian dan Satgas COVID-19 sangat diperlukan, guna memastikan penyelenggaraan event berjalan dengan lancar.
“Zoom call ini dimaksud untuk mendengar masukan terkait data-data COVID-19 terkini. Agar kita bisa memetakan apa saja yang perlu dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam menyelenggarakan event. Outputnya berupa –guideline- atau pedoman yang bisa kita berikan kepada pelaku industri event,” ujarnya.
Pedoman ini juga sebagai bentuk upaya Kemenparekraf dalam membangkitkan industri event yang terdampak pandemi COVID-19. Banyak pelaku usaha yang kehilangan mata pencahariannya.
Padahal industri event merupakan salah satu industri yang memiliki potensi menyerap banyak tenaga kerja, karena berkaitan dengan subsektor lain seperti fesyen dan kuliner.
Oleh karena itu, inovasi dan adaptasi dengan situasi terkini serta kolaborasi dengan stakeholder terkait sangat diperlukan. Agar industri event ini kembali menggeliat dan membuka lapangan pekerjaan.
Baca juga: Miris! Restoran dan Hotel di DIY Terpaksa Jual Properti di Situs Online
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Organisasi dan Keanggotaan APMI, Donny Junardy, mengatakan hal serupa, pada saat menjalankan sebuah event, ekosistem ekonomi lainnya bergerak, bahkan seluruh kota yang menjadi tempat perhelatan.
Jadi, ketika event ini tidak berjalan, ekonomi masyarakatnya pun juga ikut terhenti.
“Seperti saat membuat event di Yogyakarta, ekonomi masyarakat sudah mulai bergerak dari empat hari sebelum event berlangsung. Baik dari penerbangan, rental mobil, hotel, catering, sampai pedagang sablon baju ikut merasakan manfaat dari penyelenggaraan event ini,” katanya.
Follow Berita Okezone di Google News