JAKARTA – Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Masdalina Pane mengatakan, Indonesia telah kebobolan terhadap varian baru Covid-19 sejak Januari 2021. Namun sayangnya, pemerintah baru bisa mendeteksi adanya varian Covid-19 itu pada Mei 2021.
“Varian baru sudah masuk mulai Januari, kita baru bisa mendekteksi di Mei (2021). Ini kegagalan capacity to detect, bagi seorang epidemiolog ada 3 komponen penting, capacity to detect, capacity to prevent, capacity to respons,” kata Masdalina dalam Polemik Trijaya yang bertajuk “Covid Meradang Pasca Libur Panjang” secara daring, Sabtu (19/6/2021).
Masdalina melanjutkan, ketika gagal untuk mendeteksi di awal, harus masuk ke tahap dua, capacity to prevent, mencegah virus itu agar tidak menyebar. Ketika virus itu masih menyebar, dilakukan capacity to respons dan bagaimana harus merespons. Respons utama dalam pengendalian pandemi adalah tracing, terutama dalam isolasi dan karantina.
Menurut dia, pemerintah telah gagal dalam melakukan cegah tangkal varian baru dari luar negeri. Semestinya, varian baru bisa dicegah tangkal di pintu masuk negara, melalui karantina selama 14 hari. Itu karena sampai hari ini WHO belum menubah interimnya bahwa karantina itu harus dilakukan 14 hari.
Baca Juga : Kemenkes: Varian Covid-19 B1617 di Kudus Berasal dari Transmisi Lokal
“Bahkan jika kita tidak mampu melakukannya, banned, tutup pintu masuk negara dari mereka. Singapura, Amerika, Inggris menutup pintu masuk mereka dari warga negara India, bahkan Amerika menutup dari 6 negara di wilayah Asia Selatan,” ujarnya.
Follow Berita Okezone di Google News