Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Long Covid Bisa Sebabkan Kanker Paru, Yuk Kenali Perbedaan Gejala Keduanya

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Kamis 26 Agustus 2021 19:12 WIB
https: img.okezone.com content 2021 08 26 620 2461692 long-covid-bisa-sebabkan-kanker-paru-yuk-kenali-perbedaan-gejala-keduanya-4zEtmnTZcO.jpg Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A A A

PARA pasien Covid-19 bukan hanya harus menghadapi berbagai macam gejala ketika mereka sakit, tapi juga setelah mereka sembuh. Banyak orang yang sudah sembuh dari Covid-19 masih merasakan gejala yang biasa disebut long Covid-19/

Bahkan, ada kemungkinan Covid-19 memicu risiko terbentuknya sel kanker di paru. Hal ini terungkap pada sebuah studi beberapa waktu lalu yang mengeluarkan hasil penelitian bahwa benar ada laporan peningkatan risiko kanker paru pada pasien Covid-19.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik, dr Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, menerangkan bahwa pada dasarnya proses terbentuknya sel kanker pada semua jenis kanker memerlukan waktu yang tidak sebentar.

"Ada publikasi yang hasilnya memprediksi bahwa kelihatannya dengan gambaran yang terjadi pada paru-paru yang terinfeksi SARS-CoV2, disinyalir ada seperti itu (berisiko terbentuknya sel kanker di paru)," papar dr Ikhwan di webinar Hari Kanker Paru Sedunia 2021.

Namun, hasil studi tersebut memerlukan data yang lebih banyak. Karena itu, menurut dr Ikhwan, butuh waktu yang panjang untuk bisa melihat kebenaran dugaan peneliti menyoal kaitan antara Covid-19 dengan kanker paru tersebut. "Kebenaran mengenai publikasi tersebut mungkin baru bisa kita lihat bersama di masa mendatang," ungkap dr Ikhwan.

Di sisi lain, Ahli Penyakit Dalam Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik Prof Aru Sudoyo menjelaskan bahwa di setiap tubuh manusia itu terjadi mutasi akibat hal-hal di sekitar kita. Menjadi penting untuk diketahui bahwa 90% kanker terjadi akibat lingkungan.

Menjadi pertanyaan sekarang, jika mutasi itu terus berjalan, mengapa kita enggak kena kanker? Prof Aru menerangkan, tubuh kita punya pahlawannya.

"Si pahlawan ini bertugas untuk mereparasi atau memperbaiki kerusakan yang terjadi akibat mutasi. Nah, kalau memperbaikinya itu dikalahkan pajanan, kita kena penyakitnya," ungkapnya dengan istilah awam.

"Kalau paru-paru dirusak oleh penyakit lain, misal PPOK akibat merokok, juga infeksi virus seperti Covid-19, kemudian kemampuan tubuh mereparasi sel yang bermutasi kurang baik, maka si jahat yang menang artinya tubuh kita sakit," tambahnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Di sisi lain, gejala Covid-19 seperti gangguan pernapasan maupun kelelahan mirip dengan dapat ditemui pada pasien kanker paru. Kesamaan gejala ini tentu harus disikapi serius oleh masyarakat agar kewaspadaan semakin meningkat dan deteksi dini bisa menjadi upaya memperbaiki kondisi lebih baik.

Dokter Spesialis Patologi Anatomi dr Evlina Suzanna Sinuraya, Sp.PA, coba memaparkan lebih detail perbedaan dari gejala kanker paru dengan Covid-19. Berikut ulasannya:

Gejala kanker paru

- Batuk berkepanjangan

- Gangguan pernapasan

- Kelelahan

- Nyeri dada

- Darah pada dahak

- Penurunan berat badan dan nafsu makan

- Pusing atau nyeri pada pasien kanker paru dengan penyebaran ke tulang atau otak

Gejala Covid-19

- Batuk

- Gangguan pernapasan

- Kelelahan

- Demam

- Nyeri otot

- Kehilangan indera perasa dan penciuman

- Pusing, radang, pilek

- Mual, muntah, dan diare

"Jadi, yang cukup membedakan antara kanker paru dengan Covid-19 ada pada kondisi batuknya. Kalau kanker paru biasanya berkepanjangan, beda dengan Covid-19. Lalu, kekhasan pada kanker paru juga ada di nyeri dada dan batuk berdarah," ungkap dr Elvina.

Di momen itu pun dr Elvina mengimbau agar masyarakat lebih rutin melakukan pemeriksaan sedini mungkin. Artinya, deteksi dini perlu dilakukan terlebih jika Anda perokok aktif ataupun punya riwayat keluarga dengan kanker paru.

"Semakin cepat diketahui adanya kanker paru, semakin baik penyembuhannya. Berbeda dengan ketika Anda datang sudah dalam kondisi lanjut, penanganan pasti memerlukan tata laksana yang lebih komprehensif," tambahnya

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini