Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Harga Komoditas Naik, Investor Lirik Investasi Pertambangan dan Industri Pengolahan di Indonesia

Michelle Natalia, Jurnalis · Selasa 23 November 2021 08:12 WIB
https: img.okezone.com content 2021 11 23 620 2505918 harga-komoditas-naik-investor-lirik-investasi-pertambangan-dan-industri-pengolahan-di-indonesia-7p8FWaGdWr.jpg Investor Semakin Percaya dengan Indonesia. (Foto: Okezone.com)
A A A

JAKARTA - Keberhasilan mengendalikan penyebaran virus Covid-19 varian delta di awal triwulan III-2021 membuat kepercayaan investor masih tinggi.

Kepala BKF Febrio Kacaribu mengungkapkan, pengendalian Covid menopang terjaganya surplus aliran arus modal asing yang melalui investasi langsung hingga mencapai USD3,3 miliar.

Baca Juga: Jakarta Buka Peluang Investasi Infrastruktur Berkelanjutan

"Meskipun surplus ini sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya akibat adanya restriksi mobilitas," kata Febrio di Jakarta, Selasa (23/11/2021).

Selain itu, terjadinya kenaikan harga komoditas global seperti batu bara serta CPO, turut mendorong masuknya aliran modal asing melalui investasi langsung, terutama di sektor pertambangan dan industri pengolahan. Hal ini menandakan bahwa kepercayaan investor untuk berinvestasi jangka panjang masih cukup besar ditopang oleh prospek positif perekenomian domestik.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tugasi Dubes Korsel Tarik Investor Sebanyak-banyaknya ke RI

"Di sisi lain, meskipun ketidakpastian di pasar keuangan global masih cukup tinggi terutama yang disebabkan sentimen normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat, kinerja investasi portofolio masih mampu membukukan surplus sebesar USD1,1 miliar, di tengah tekanan arus keluar investor asing di pasar obligasi pemerintah," katanya.

Follow Berita Okezone di Google News

Sedangkan, kinerja transaksi modal dan finansial juga tidak terlepas dari kinerja investasi lainnya yang mampu mengalami surplus sebesar USD1,5 miliar, atau mengalami pembalikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatatkan defisit USD7,7 miliar.

Tingginya surplus dari sisi investasi lainnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adanya penurunan pembayaran pinjaman luar negeri sektor swasta dan peningkatan penempatan simpanan nonresiden pada sistem perbankan dalam negeri. Dari sisi sektor publik, tambahan alokasi Special Drawing Rights (SDR) yang diterima dari IMF turut menopang terjadinya surplus di investasi lainnya ini.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini