Berbeda dengan pengobatan yang lain, sistem kerja dari pengobatan imunoterapi langsung menghambat sinyal negatif yang digunakan kanker untuk mengelabui sistem imun tubuh melawan kanker.
Melalui imunoterapi, sistem kekebalan pada penderita kanker disebut akan jauh lebih aktif untuk melawan sel kanker tersebut. Terapi ini juga diharapkan dapat menjawab kebutuhan penyintas dan dapat menekan laju pertumbuhan angka beban kanker paru.
Sementara itu, Sita menyebutkan prevalensi kanker paru di Indonesia masih tinggi. Hal ini juga disebutkan dalam data GLOBOCAN 2020 bahwa angka kematian akibat kanker paru di Indonesia meningkat sebesar 18 persen menjadi 30.843 orang dengan kasus baru mencapai 34.783 kasus.
Angka tersebut membuat kematian akibat kanker paru baik di Indonesia maupun di dunia menempati urutan pertama diantara semua jenis kanker.
“Kalau dulu kasus baru hanya sekitar 300 hingga 500, tahun 2014 itu sekitar 1.500 kasus baru di RS Persahabatan. Tahun-tahun ini juga sangat meningkat sampai di atas 1.500 untuk kasus baru di satu rumah sakit. Bisa kita bayangkan gambaran besaran kanker paru yang berkali lipat dari tahun ke tahun,” ujar Sita.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)