JAKARTA - Kepala BPBD Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, secara intensif berkoordinasi dengan perangkat daerah mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan angin kencang dan pohon tumbang. Di antaranya dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, Dinas Gulkarmat, dan Kelurahan.
Angin kencang yang terjadi di wilayah Jabodetabek pada Sabtu 5 Maret hingga Minggu 6 Maret mengakibatkan sejumlah gedung rusak dan pohon tumbang. Bahkan, hingga menimbulkan korban.
"Terdapat 42 pohon tumbang, 2 bangunan roboh, 2 korban luka berat, serta 5 korban luka ringan. Korban juga segera dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Lokasi-lokasi terdampak angin kencang pun sudah ditangani oleh perangkat daerah terkait untuk membersihkan puing-puing reruntuhan pohon maupun bangunan yang roboh," ujar Isnawa dalam keterangannya dikutip, Senin (7/3/2022).
Baca Juga: 16 Pohon Tumbang Diterjang Angin Kencang di Jakut
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena cuaca ekstrem masih dapat berlangsung hingga bulan April mendatang. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menambahkan, penyebab angin kencang lantaran adanya dinamika atmosfer di Samudra Hindia wilayah Sumatera hingga Selatan Bali.
Kondisi ini meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan sirkulasi siklonik di wilayah Jabodetabek hingga Jawa Barat.
"Berdasarkan pantauan citra radar dan citra satelit, kejadian angin kencang di wilayah Jabodetabek dipicu oleh sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus (Cb) yang bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek dengan dimensi sistem awan yang memanjang dari utara ke selatan. Awan itu menimbulkan hembusan angin yang cukup kencang hingga menyebabkan hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek," ujar Guswanto.
Baca Juga: Waspada! Daerah Ini Berpotensi Diterjang Angin Kencang 2 Hari ke Depan
Follow Berita Okezone di Google News