Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

RI Siap Sulap CPO Jadi Biogas, Total Investasi Rp300 Miliar

Atikah Umiyani, Jurnalis · Rabu 05 Juli 2023 13:28 WIB
https: img.okezone.com content 2023 07 05 620 2841543 ri-siap-sulap-cpo-jadi-biogas-total-investasi-rp300-miliar-YL9ocB8lct.jpg RI Sulap CPO Jadi Biogas (Foto: Antara)
A A A

JAKARTA - Pemerintah komitmen mewujudkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Untuk mendukung hal tersebut akan dilakukan dekarbonisasi industri kelapa sawit melalui proyek Biomethane Plant Development.

Dekarbonisasi industri kelapa sawit melalui proyek Biomethane Plant Development dilakukan oleh PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina.

Sebagai pengelola gas bumi terintegrasi bersama Holding Migas Pertamina, PGN terus melanjutkan kesiapan agar proyek biometana dapat terealisasi di Indonesia.

Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Atep Salyadi Dariah Saputra menjelaskan bahwa Pertamina Group mendukung penuh upaya pemerintah dalam mencapai NZE 2060. Pertamina juga mengupayakan agar kinerja perusahaan dapat membantu terwujudnya NZE 2060.

Subholding-subholding dan anak perusahaan pertamina juga memiliki proyek-proyek strategis melalui Business Matching yang dapat membuka kesempatan kerjasama kepada investor potensial. Pada kesempatan ini, PGN sebagai Subholding Gas Pertamina membuka peluang kerjasama untuk 3 sampai 4 proyek Biomethane Plant Development di Sumatera.

Total biaya proyek ini mencapai USD20 juta atau setara Rp300 miliar (kurs Rp15.000 per USD), dengan biaya sekitar USD4 juta- USD5 juta untuk masing-masing proyeknya. Proses ekstraksi minyak sawit mentah menghasilkan Palm Oil Mill Effluent (POME) dengan jumlah 0,5 – 0,75 m3/ton buah.

Dalam proyek biometana PGN akan memanfaatkan POME untuk menghasilkan biogas. Melalui pengolahan lebih lanjut dari biogas, biometana kemudian dikompresi menjadi Compressed Natural Gas (CNG) untuk didistribusikan ke pelanggan industri, rumah sakit, hotel, dan pusat perbelanjaan.

 BACA JUGA:

Pemanfaatan biometana berpotensi untuk menggantikan bahan bakar minyak yang berasal dari fossil, sekaligus mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah cair tersebut. Selain itu, proyek ini juga merupakan diversifikasi bisnis PGN dengan menghasilkan biometana sebagai energi bersih.

Memiliki karakteristik yang mirip dengan gas bumi, biometana juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan, generator listrik dan pemanas. Biometana juga lebih baik dalam hal jejak karbon.

Follow Berita Okezone di Google News

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Harry Budi Sidharta menyampaikan kapasitas dari produksi biometana ini mencapai angka 432.000 MMBTU/tahun. PGN akan memungkinkan pengangkutan biometana dari Sumatera ke offtaker potensial di area Jawa dan Sumatera dengan menggunakan jaringan pipa gas.

“Proyek ini akan berlokasi di Sumatera, daerah sebagian besar perkebunan kelapa sawit berada. PGN memiliki pipa gas transmisi di Sumatera, maka kami akan mengupayakan pengangkutan biometana ini menggunakan jaringan pipa gas dari Sumatera ke area Jawa dan Sumatera,” ujar Harry saat paparan pada Pertamina Investor Day 2023 di Grha Pertamina Jakarta, Senin (3/7/2023).

Proyek Biomethane Plant Development ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2023. Dengan melakukan kerjasama untuk proyek ini, partner eksternal dapat memperoleh keuntungan dari Internal Rate of Return (IRR) dan juga jaminan permintaan oleh pelanggan.

“Ini merupakan kesempatan untuk mengembangkan biometana sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia,” kata Harry.

Selain itu, PGN juga melakukan small group discussion dengan para investor maupun partner bisnis. Informasi yang disampaikan berisi tentang profil perusahaan, kinerja perusahaan, investasi dan proyek strategis perusahaan oleh Susiyani Nurwulandari selaku Division Head, Investor Relations PGN, dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan Harry Budi Sidharta.

Harry menambahkan, bahwa saat ini PGN sedang mengupayakan agar terminal LNG Arun dapat menjadi LNG Hub leader di Asia. Hal ini mengingat adanya potensi kebutuhan LNG storage yang besar di Asia – Pasifik. Langkah yang dilakukan saat ini adalah memaksimalkan kapasitas storage di Arun dengan melakukan revitalisasi tangki F-6004 yang idle sejak tahun 2004.

Ke depannya akan dilakukan penambahan kapasitas dengan investasi pembangunan storage baru hingga kapasitas bisa meningkat hingga dua kali lipat. Harry pun mengajak pihak eksternal untuk dapat melakukan kerjasama dalam mendukung proyek strategis ini.

“LNG merupakan masa depan bisnis kita, dan PGN terbuka untuk strategic partners,” kata Harry.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini