Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Begini Strategi Membangkitkan Wisata MICE di Tengah Corona

Dimas Andhika Fikri, Jurnalis · Jum'at 16 Oktober 2020 16:07 WIB
https: img.okezone.com content 2020 10 16 620 2294779 begini-strategi-membangkitkan-wisata-mice-di-tengah-corona-WU1kh6G6zi.jpg Ilustrasi kegiatan sektor MICE (Okezone.com/Arif Julianto)
A A A

PARIWISATA salah satu sektor paling serius terdampak pandemi Covid-19, terutama usaha Meetings, Incentives, Conventions, Exhibitions (MICE). Usaha wisata ini nyaris tak bisa bergerak selama wabah virus corona di Indonesia.

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Gumilar Ekalaya mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir sebelum Covid-19 menyerang, sektor wisata MICE di Ibu Kota berkembang positif, terutama lewat gelaran kegiatan berskala nasional maupun international.

"Posisi Indonesia di sektor MICE memang masih di bawah Singapura, Thailand, dan Malaysia. Kita berada di urutan keempat. Tapi pertumbuhannya sangat positif. Tahun 2017 lalu kita berhasil menggaet kurang lebih 1 juta wisatawan MICE ke Indonesia," tuturnya dalam webinar International MICE Expo, Kamis 15 Oktober 2020.

Baca juga:  Hari Pangan Sedunia, Ini 4 Agrowisata Terbaik Cocok Buat Liburan Masa Covid-19

Gumilar menjelaskan jumlah meeting atau eventnya pun terus bertambah setiap tahun. Pada 2018 Indonesia berhasil mencatat jumlah event MICE terbanyak dari tahun-tahun sebelumnya yakni, 122 event.

Hal inilah yang membuat pemerintah tertarik untuk mengembangkan potensi MICE di sejumlah daerah, termasuk Jakarta.

 

Data yang dikeluarkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat bahwa Jakarta memiliki fasilitas convention center seluas 50 ribu meter persegi, ruang eksibisi seluas 51 ribu meter persegi, 996 kamar hotel, ballroom seluas 3.8 ribu meter persegi, 25 special event venue, 19 golf course, 6.493 restoran, dan 85 shopping area.

"Dengan fasilitas yg cukup beragam ini sebetulnya bargainin juga bagi Jakarta untuk menarik wisatawan MICE. Hanya saja ada beberapa kekurangan yakni terkait masalah jarak tempuh faktor kemacetan, lokasi hotel dan venue cukup jauh, kondisi sosial politik kita yang tidak menentu, kadang-kadang demo pemilu pilkada. Sementara industri MICE itu sangat-sangat sensitif," ungkapnya.

 Baca juga: Bus City Tour Jakarta Belum Beroperasi di Masa PSBB Transisi

Melihat potensi ini, Gumilar mendorong para pelaku wisata MICE untuk memformulasikan paket-paket khusus yang memadukan unsur teknologi informasi, seperti hybrid meeting. Artinya pertemuan dilakukan dengan dua skema, offline dan online.

Strategi tersebut setidaknya dapat membantu industri MICE Indonesia agar bisa bertahan di masa pandemi Covid-19. Di samping itu, Gumilar juga mendukung hadirnya Indonesia International Mice Expo ke-2 yang akan diselenggarakan pada tanggal 1-3 Desember 2020.

Follow Berita Okezone di Google News

Event ini menurutnya menjawab keresahan para pelaku industri Pariwisata dimasa pandemi ini. Indonesia International Mice Expo diinisiasi oleh 3 pelaku usaha di industri MICE yang terdiri dari AlcorMICE sebagai perusahaan yang membawahi beberapa unit usaha, salah satunya di bidang venue.

Selanjutnya, Raja MICE yang merupakan perusahaan dibidang professional conference organizer, dan Trip Event sebagai perusahaan yang mengelola trip and event management company.

“IIME 2020 merupakan platform yang akan mendukung para pelaku usaha dan industri di industri pariwisata untuk tetap bisa mengadakan meeting, menggali potensi, saling bertukar pikiran dan memberikan informasi terbaru mengenai keadaan kondisi masing-masing pelaku pariwisata, yang tentunya berguna untuk saling support dan tetap memiliki perencanaan serta harapan di waktu yang akan datang dalam menghadapi situasi sulit ini," ujar Jim Tehusijarana, Co-founder IIME.

Sementara itu menurut penjelasan Christovel, CEO TripEvent, sepanjang event peserta akan melakukan bisnis meeting seperti biasa tetapi menggunakan platform online, yang bertujuan untuk melakukan dealing-dealing khusus antar sesama pelaku usaha, dan sebagainya.

Sehingga, harapannya setiap pelaku usaha dan industri dibidang MICE tetap memiliki pandangan positif meskipun kondisi sekarang sedang tidak bersahabat. Selain itu, event ini akan di hadiri secara online dan offline (Hybrid) sesuai dengan protocol terbaru serta diikuti oleh buyer dari corporate dalam dan luar negeri.

Sedangkan untuk seller akan diikuti oleh hotel, venue MICE, tempat wisata, airline, perusahaan teknologi, dan juga pelaku pariwisata yang akan mejual produk nya kepada buyer.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini