Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Viral Klepon Tidak Islami, Berikut 6 Filosofi Kehidupan dari Kue Kenyal Manis Ini

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Rabu 22 Juli 2020 14:55 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 22 620 2250363 viral-klepon-tidak-islami-berikut-6-filosofi-kehidupan-dari-kue-kenyal-manis-ini-2WnQ1Ga5eN.jpg Klepon lezat (Foto: Inst Gabut Idea)
A A A

Viral klepon tidak islami di Twitter. Bahkan sampai berita ini dimuat Okezone, tagar #klepon masih menduduki 10 besar pembahasan paling banyak dibicarakan netizen di media sosial.

Isu klepon tidak islami ini menyeruak di lini massa setelah foto yang tidak diketahui penyebar pertamanya tersebar. Keterangan foto yang menyatakan bahwa camilan manis ini tidak Islami membuat banyak netizen berdebat.

Terlepas dari itu, klepon sendiri adalah kue kenyal manis yang sarat akan makna kehidupan. Ya, ada filosofi mendalam di balik kue manis ini. Seperti diterangkan dalam buku berjudul 'Belajar dari Makanan Khas Jawa' karya Dawud Achroni terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

 klepon

Di halaman 33, tertulis di sana bahwa klepon adalah makanan tradisional yang termasuk dalam kelompok jajanan pasar. Kue klepon terbuat dari tepung beras ketan yang dibentuk menjadi bola-bola kecil. Di dalam kue ini diisi gula merah yang akan lumer di mulut saat Anda gigit.

Biasanya klepon dijajakan dengan getuk dan cenil. Warna klepon biasanya hijau dan putih. Warna hijau didapat dari bahan pewarna alami, misalnya dari daun suji atau daun pandan. Nah, untuk warna putihnya dari parutan kelapa nan gurih.

Selain rasanya yang lezat, jajanan pasar ini ternyata memiliki nilai-nilai kebaikan yang dapat dipelajari untuk kehidupan kita di dunia. Berikut ulasannya:

1. Bahan sedikit dan mudah dicari melambangkan kesederhanaan  

Ya, klepon itu lambang kesederhanaan, itu bisa dilihat dari bahan-bahan yang digunakan, sedikit dan mudah ditemukan. Nilai kesederhaan dari klepon juga bisa diambil dari cara membuatnya yang sangat mudah.

Sederhana adalah sifat terpuji. Hidup sederhana akan memberikan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan menjalani hidup secara sederhana, seseorang tidak akan menghamburkan hartanya secara berlebihan dan sia-sia. Orang yang memiliki sifat sederhana akan memilih menggunakan harta bendanya untuk membantu sesama.

Kesederhanaan juga akan menjauhkan seseorang dari melakukan tindakan-tindakan tidak baik, seperti mengambil hak orang lain, tidak peduli lagi halal atau haram dan bekerja dengan tidak jujur.

2. Gula di dalam klepon menandakan kebaikan hati

Lebih lanjut, rasa manis dari kue klepon tersembunyi di bagian dalam. Rasa manis ini berasal dari gula aren. Rasa manis baru dapat dirasakan setelah orang memakan bagian luar klepon yang dibuat dari tepung beras ketan.

Hal ini melambangkan pentingnya manusia memiliki kebaikan hati. Walaupun tidak terlihat dari luar, kebaikan hati dapat dirasakan. Gula membuat klepon terasa manis dan tidak hambar. Kebaikan hati seseorang akan membuatnya dicintai Tuhan dan sesama manusia.

3. Taburan kelapa melambangkan tahapan kehidupan manusia

Klepon dibalur dengan parutan kelapa. Hal ini mengingatkan pada beberapa tahap kehidupan manusia. Kelapa dilapisi sabut atau sepet dan batok yang keras. Setelah kedua lapisan ini dikupas, masih ada lapisan lain berupa kulit ari. Kulit ari berwarna kecokelatan sampai kehitaman. Di balik kulit ari inilah baru dapat ditemukan daging buah kelapa.

Manusia harus melalui beberapa tahap untuk dapat meraih kebahagiaan. Manusia harus melewati kehidupan yang keras dan susah. Hal ini dilambangkan oleh sepet dan batok yang membungkus kelapa.

Tahap selanjutnya, manusia harus membersihkan hati. Juga berhati-hati menjalani kehidupan. Hal ini dilambangkan oleh kulit ari yang tipis. Walaupun sudah menjaga hati dan berhati-hati menjalani kehidupan, manusia belum sampai pada tujuan akhirnya. Hal ini dilambangkan dengan buah kelapa yang sudah dapat digunakan, tetapi belum sempurna fungsinya.

Untuk meraih kebahagiaan, manusia harus terus berusaha memperbaiki diri. Hal ini dilambangkan dengan kelapa yang diparut atau dihaluskan.

 Baca juga: Alat Swab Test Patah dalam Hidung, Bocah 1,5 Tahun Meninggal Dunia

4. Warna hijau klepon berarti kehidupan sejati

Klepon umumnya dibuat berwarna hijau. Warna hijau melambangkan kehidupan. Jadi, manusia harus menjaga hatinya agar tetap hidup. Maksud hati yang hidup adalah hati yang baik. Dengan hati yang hidup, manusia akan selalu berusaha berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan.

Follow Berita Okezone di Google News

5. Bentuk bulat melambangkan kehidupan ini yang tak terbatas

Klepon bentuknya bulat. Hal ini melambangkan bahwa hidup juga seperti bulatan. Tidak diketahui mana ujung dan pangkalnya. Manusia tidak pernah tahu kapan ia akan dilahirkan dan kapan meninggal dunia.

Bulatan klepon umumnya tidak bisa bulat sempurna. Selalu ada bagian yang tidak rata. Begitu pula dengan kehidupan manusia. Tidak ada yang sempurna dan tidak ada yang pasti. Dalam hidup manusia kadang gembira, kadang berduka. Manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi.


6. Proses pembuatan klepon bermakna hidup harus dilalui dengan kesabaran, keyakinan diri, dan ketulusan hati

Sebelum masak dan dapat dinikmati, klepon harus melalui proses perebusan lebih dahulu. Hal ini mengandung nasihat bahwa untuk meraih kesuksesan, seseorang harus mau bekerja keras. Selain itu, ia juga harus bisa menghadapi cobaan dengan sabar serta ikhlas.

Pembuatan klepon tidak sulit. Bahannya pun sederhana serta mudah didapat. Namun, membuat klepon tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Untuk membuat klepon yang enak dibutuhkan kemampuan untuk mencampur bahan-bahan dengan takaran yang pas.

Proses pembuatan klepon melambangkan pentingnya ketepatan, ketelitian, dan kesabaran dalam melakukan berbagai pekerjaan. Semua ini dibutuhkan untuk mencapai hasil yang baik.

"Ada banyak pelajaran berharga yang dapat kita petik dari klepon. Pelajaran tentang kesederhanaan, kebaikan hati, kerja keras, dan kesabaran. Jika ini kita miliki, kita akan menjadi manusia yang baik. Kita juga akan sukses meraih cita-cita," tulis Dawud di bukunya.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini