Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin Metabolik RSUP dr Sardjito Yogyakarta, dr R Bowo Pramono, SpPD-KEMD (K), FINASIM menambahkan, keterbatasan tatap muka antara dokter dan diabetesi menjadi tantangan tersendiri.
"Diabetes yang terdeteksi ini kan baru jumlah kecil, di masyarakat itu sebenarnya jumlahnya bisa 2-3 kali lipat. Jika mereka bisa kita ajak mengikuti edukasi, kita bisa lebih mampu mencegah risiko komplikasi diabetes,” papar dr Bowo.
Dia menyebutkan, ada empat pilar pencegahan diabetes yang sebenarnya bukan menjadi hal baru dalam penanganan diabetes. Apa saja itu?
Baca Juga: Mengapa Wanita Lebih Sulit Menahan Lapar Dibanding Pria?
Jaga pola makan seimbang
Diabetesi harus menjalankan pola makan seimbang berupa asupan nutrisi diabetes yang tepat dengan kalori terukur. Diabetesi dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mengandung karbohidrat baik yang memiliki indeks glikemik rendah, tinggi serat, vitamin, dan mineral untuk membantu menjaga kadar gula darah tetap
stabil, memberikan ketersediaan energi lebih lama, dan memberi rasa kenyang lebih lama.
Aktivitas fisik
Aktivitas fisik untuk dapat menjaga kebugaran tubuh serta terhindar dari berbagai penyakit. Diabetesi perlu memilih olahraga yang bersifat aerobik, seperti jalan cepat, jogging, bersepeda, dan berenang.
Minum obat dokter
Minumlah obat sesuai anjuran dokter untuk mengontrol kadar glukosa darah. Namun mengonsumsi obat harus dalam pengawasan dan atas resep dokter.
Edukasi
Masyarakat perlu diedukasi mengenai bahaya diabetes. Sekalipun usia muda, bisa saja menderita diabetes karena tak menjaga pola hidup sehat. Di masa pandemi Covid-19, tak ada salahnya dokter dan masyarakat bertemu secara virtual sebagai langkah pencegahan penyakit ganas ini.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)