Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Begini Cara RI Antisipasi Hadapi Musim Kemarau 2023

Mutiara Oktaviana, Jurnalis · Kamis 16 Februari 2023 12:47 WIB
https: img.okezone.com content 2023 02 16 620 2766018 begini-cara-ri-antisipasi-hadapi-musim-kemarau-2023-jpafeE4P4g.jpg Cara RI Hadapi Kemarau 2023 (Foto: Dokumen Kementan)
A A A

JAKARTA - Pemerintah mengantisipasi musim kemarau pada 2023. Antisipasi diperlukan agar pemerintah bisa mengurangi dampak dari bencana kekeringan.

"Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus menguatkan koordinasi dengan berbagai pihak, sebagai upaya mengantisipasi musim kemarau di 2023," kata Direktur Kesiapsiagaan BNPB, Pangarso Suryotomo, saat konferensi pers Kick-Off Meeting World Water Forum (WWF) ke-10 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (15/2/2023).

Sebagai kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau ini, BNPB melakukan tindakan pencegahan. BNPB pun telah melakukan koordinasi dengan kementrian/lembaga, TNI dan Polri, serta pemerintah daerah terkait persiapan dan langkah antisipatif menghadapi potensi kemarau di 2023.

"Minggu depan kami akan melaksanakan rapat koordinasi dengan pemerintah daerah dan BPBD untuk penyiapan dukungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya yang lain. Sehingga kami juga bisa mendorong bagaimana kalau musim kekeringan ini terjadi di beberapa wilayah," katanya.

BACA JUGA:RI Punya 230 Bendungan, Menteri Basuki Sebut untuk Ketahanan Pangan 

Salah satunya adalah menyalurkan air bersih di wilayah-wilayah yang diprediksi nantinya mengalami kekeringan. "Bersama pemerintah daerah kami menguatkan masyarakat desa dengan desa tangguh kami. Di mana masyarakat desa bisa mengantisipasi ini dan butuh kemandirian juga dari warga masyarakat," papar dia.

BNPB akan terus menjalin komunikasi intens dan berkoordinasi, mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten hingga kota. Upaya ini diharapkan bisa memetakan kebutuhan terkait sumber daya manusia, dana dan peralatan dalam rangka penanganan potensi bencana kekeringan.

Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mengoptimalkan fungsi bendungan yang sudah dibangun untuk mengantisipasi kekeringan yang diprediksi berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia pada 2023.

BACA JUGA: Antisipasi Kemarau Panjang di 2023, PUPR Manfaatkan Semua Sumber Air 

Mulai awal Maret 2023, Kementerian ini pun telah mulai mengatur volume air pada infrastruktur bendungan di seluruh wilayah tanah air. Salah satu tujuannya adalah agar air yang mengalir dapat secara merata menjangkau setiap daerah yang berpotensi mengalami kekeringan.

Langkah ini diyakini efektif karena kapasitas air yang dimiliki oleh bendungan yang terdapat di dalam negeri sekitar 25 miliar M3.

"Itu berjalan mulai dari Maret 2023, kami memastikan pemanfaatan volume di Bendungan dengan cara mengatur volume Bendungan itu semaksimal mungkin," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Menghadapi musim kemarau yang diprediksi terjadi di 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memang telah mengeluarkan pernyataan bahwa akan lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir.

Hal itu didorong karena kondisi La Nina selama tiga tahun sejak 2020 hingga 2022 yang berdampak pada melemahnya intensitas iklim basah.

"Namun pada saat ini secara umum kita sampaikan bahwa kondisi La Nina yang tiga tahun masih mempengaruhi musim di Indonesia, dalam waktu ke depan ini akan mulai mengarah ke kondisi normal atau netral," kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Dodo Gunawan.

Kondisi El Niño–Southern Oscillation (ENSO) netral diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan 2023. Dengan kondisi tersebut, kemungkinan akan ada beberapa daerah yang mendapatkan potensi curah hujan bulanan dengan kategori rendah (akumulasi kurang dari 100 mm/bulan).

Untuk Maret 2023, di bagian tengah Sulawesi Tengah. April di sebagian NTB, sebagian NTT, dan bagian tengah Sulawesi Tengah. Sementara di Mei 2023 pada bagian selatan Sumatera Selatan, pesisir utara Banten, DKI Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, bagian timur Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, dan sebagian NTT.

Kemudian, Juni 2023 di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, dan sebagian Papua bagian selatan.

Untuk Juli hingga Agustus 2023 di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Utara dan sebagian Papua.

Menurut dia, BMKG terus bekerja sama erat dengan sektor-sektor yang dapat terdampak oleh kekeringan, dengan memberikan informasi update reguler mengenai perkembangan iklim maupun bersama-sama menetapkan langkah-langkah mitigasinya.

Dodo pun mengimbau sektor-sektor terkait dan masyarakat untuk selalu memantau perkembangan iklim dan cuaca terkini yang diberikan oleh BMKG melalui kanal-kanal informasi resminya.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini