JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,0-5,25%.
Sebagaimana diketahui, dalam 15 bulan terakhir The Fed cukup agresif menaikkan suku bunga acuan.
BACA JUGA:
Lantas, bagaimana kebijakan ini berpengaruh terhadap potensi investasi reksa dana?
Chief Investment Officer MNC Asset Management, Ibnu Anjar Widodo mengungkapkan, dengan ditahannya tingkat suku bunga oleh The Fed merupakan sentimen yang positif bagi pasar, terutama untuk instrumen reksa dana.
BACA JUGA:
“Reksa dana sendiri kan salah satu komponen investasinya ada surat utang ya, dan surat utang itu sangat terpengaruh oleh kondisi inflasi dan suku bunga,” kata Ibnu dalam Market Buzz IDX Channel, Kamis (15/6/2023).
Selain keputusan The Fed, kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia saat ini sangat mendukung iklim investasi.
Follow Berita Okezone di Google News
Dengan tingkat suku bunga yang relatif terjaga, tingkat inflasi juga terus membaik pasca pandemi Covid-19.
“Artinya, perekonomian Indonesia saat ini dalam kondisi yang stabil. Ini merupakan momentum yang sangat baik untuk pertumbuhan investasi, terutama di reksa dana dan obligasi,” ujar Ibnu.
Lebih lanjut, di MNC Asset Management terdapat tiga produk reksa dana yang dapat menjadi pilihan para investor dengan kinerja yang baik yaitu, MNC Dana SBN, MNC Dana Likuid, serta MNC Dana Syariah.
Ibnu merekomendasikan MNC Dana SBN bagi investor dengan profil risiko rendah, pasalnya produk reksa dana tersebut memiliki risiko yang relatif paling rendah karena berinvestasi di Surat Berharga Negara.
Lalu, untuk investor dengan profil risiko yang lebih tinggi sedikit dapat memilih produk investasi MNC Dana Likuid.
“Untuk MNC Dana Syariah risikonya tergolong rendah-sedang, ini sangat cocok untuk investor yang mendalami prinsip syariah,” kata Ibnu.
Lebih lanjut, Ibnu melihat pasar reksa dana tahun ini masih akan tumbuh karena investor muda semakin banyak, serta kondisi ekonomi Indonesia yang mendukung untuk investasi di produk reksa dana dan obligasi.
“Jadi kami melihat pasar modal Indonesia kemungkinan masih akan terus tumbuh, terutama didampingi oleh OJK untuk meningkatkan kembali kepercayaan investor di pasar modal,” pungkas Ibnu.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Follow