“Memulangkan santri ini pada dasarnya adalah langkah Pesantren Tebuireng untuk mencegah penularan virus covid-19 di lingkup pesantren. Kebijakan ini adalah langkah yang tepat untuk kebaikan santri maupun pesantren ke depannya,” tutur H. Lukman Hakim, Mudir Pondok Putra Pesantren Tebuireng.
Lebih lanjut seperti dijelaskan di awal, lain pengurus lain kebijakan. Buktinya pengurus Pondok Pesantren Salman Al Farisi, mereka memilih menerapkan karantina mandiri dibandingkan memulangkan santri.
"Kami menerapkan karantina mandiri dan pembatasan akses baik dari dalam ke luar atau dari luar ke dalam. Selain itu physical distancing dilakukan hanya dengan pihak luar," ujar Direktur Pondok Pesantren Salman Al Farisi, Ustadz Sanif Alisyahbana saat dihubungi Okezone, Selasa (31/3/2020).
Lebih lanjut, kata Ustadz Sanif, ada beberapa alasan mengapa Ponpes Salman Al Farisi tidak meliburkan dan memulangkan santri, antara lain:
1. Kondisi sekitar pesantren yang masih relatif kondusif
2. Wilayah santri seperti kota Solo lebih kondusif dari wilayah lain, dan
3. Mayoritas ustadz atau pengajar di pesantren tinggal dalam kompleks bersama santri.
Sedangkan pengurus Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo, Jawa Timur, tetap buka dan menerapkan physical distancing dalam pencegahan penularan virus corona (COVID-19).
“Dalam rangka melindungi dan menjaga santri, guru, dan Kulliyatu-l-Muallimin Islamiyah (KMI), serta keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dari risiko penyebaran corona virus (COVID-19) di lingkungan PMDG,” demikian tujuan physical distancing tersebut sebagaimana keterangan tertulis dari PMDG yang diterima Okezone beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut physical distancing yang diterapkan di pondok tersebut yakni dengan tidak melakukan kontak fisik secara langsung, Misalnya tidak bersalaman, tidak berpelukan, dan lain-lain.
"Menghindari kontak fisik langsung (salaman, berpelukan, cium tangan, kegiatan massal, dan sebagainya," demikian dijelaskan dalam naskah maklumat PMDG.
Selain itu wali santri dilarang bertamu atau mengujungi keluarga yang ada di pesantren. Sedangkan jika terpaksa menerima tamu, maka harus diadakan pengecekan suhu dengan thermometer gun, serta sterilisasi ringan dengan hand sanitizer atau disinfektan.
Sebagai penutup, ada baiknya kita menyimak sabda Rasulullah terkait serangan wabah penyakit. Dengan mencermati sabda sang Nabi Insya Allah jadi petunjuk untuk Muslim dan seluruh manusia umumnya dalam menghadapi COVID-19.
Rasulullah shalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمُ الطَّاعُونَ بِأَرْضٍ، فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأرْضٍ، وأنْتُمْ فِيهَا، فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا. متفق عَلَيْهِ
“Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang kalian ada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri itu.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Ulama kondang Ustadz Abdul Somad juga memaparkan, Rasul pernah bersabda, "Larilah dari orang kena penyakit menular seperti engkau lari dari singa."
Follow Berita Okezone di Google News
(abp)