Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

WHO Akui Virus Covid-19 Airborne, Dokter Penyakit Dalam: Bukan Sumber Penularan Utama

Dewi Kania, Jurnalis · Kamis 09 Juli 2020 16:46 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 09 620 2243800 who-akui-virus-covid-19-airborne-dokter-penyakit-dalam-bukan-sumber-penularan-utama-AYHwvtYdal.jpg Ilustrasi. (Okezone)
A A A

BADAN Kesehatan Dunia atau WHO mengakui jika penyebaran virus corona bisa terjadi lewat udara atau airborne. Para pakar maupun dokter Indonesia pun turut mengomentari pernyataan WHO tersebut.

Dalam sebuah laporan di The New York Times, sebanyak 239 ilmuwan dari 32 negara akan membuat surat terbuka kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam jurnal ilmiah pekan ini. Para ilmuwan mengatakan, virus corona menyebar lewat udara (airborne). Artinya partikel virus dapat melayang di udara di ruang tertutup dan menulari manusia ketika partikel itu terhirup.

Sementara itu, menurut laporan Hindustan Times, pakar WHO Benedetta Allegranzi mengatakan bahwa organisasi tersebut terbuka terhadap bukti yang menjelaskan bahwa penyebaran Covid-19 bisa melalui udara.

Dengan adanya bukti tersebut, WHO berharap ada penelitian lanjutan mengenai virus corona Covid-19 untuk hasil yang lebih komprehensif. Tidak hanya itu, jika hal tersebut terbukti benar maka perubahan cara pencegahan pun mesti dilakukan untuk mengendalikan infeksi.

Menjadi penegasan di sini bahwa udara yang dimaksud adalah lingkungan padat, tertutup, dan berventilasi buruk. Kondisi ruangan seperti itu menurut Allegriza tak dapat dikesampingkan.

Baca Juga: WHO Akhirnya Akui Virus Corona Menyebar Lewat Udara

masker

Karena ramainya pemberitaan penyebaran virus corona lewat udara (airborne), Okezone bertanya langsung kepada salah seorang dokter penyakit dalam dr Aditya Susilo, SpPD-KPTI, yang juga dokter garda depan Covid-19.

Dokter Aditya menjelaskan, setelah WHO mengeluarkan rilis virus corona bisa menular lewat udara (airborne), langkah selanjutnya harus dialakukan penelitian lebih lanjut. Pasalnya, Covid-19 merupakan jenis penyakit baru disebabkan oleh virus, ini berbeda dengan TBC, influenza, hingga varisella yang umurnya sudah ratusan tahun.

"Untuk Covid-19, medis selalu coba untuk mempelajari kenyataan dan fakta. Fakta selalu berubah dalam kondisi di lapangan. Di awal who klaim droplet dan intubasi bisa berpotensi airborne. Pada saat itu, ada juga studi dikatakan bahwa virus ini mampu bertahan di udara. Nah WHO bilang itu bisa, tapi pada pasien intubasi," terangnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Kemudian, sambung Dokter Aditya, dalam beberapa hari ini ada revisi statement "Hati-hati Covid-19 bisa menular lewat udara". Hal ini tentu jadi kendala sulit di kalangan pakar kesehatan, juga dokter.

Bila benar Covid-19 bisa menular lewat airborne, Dokter Aditya yakin hal itu bukan menjadi sumber penularan utama. Semua butuh proses penelitian lebih lanjut dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat.

"Pada saat diklaim bisa menular dengan cara airborne, kalau betul, saya sendiri bilang ini bukan penularan utama. Informasi baru ini kita harus pelajari lagi," tuturnya.

Dokter Aditya yakin untuk saat ini penularan lewat airborne bisa terjadi dengan kondisi medis. Tapi jika bicara logika penularan virus corona bisa menular lewat airborne, sebenarnya ukuran droplets yang keluar dari hidung atau mulut sangat kecil, di bawah lima milimeter.

Alhasil, tidak mungkin droplets tersebut melayang-layang di udara terbuka, terlebih jika manusia saling jaga jarak. Masyarakat harus hati-hati dan dokter pun selalu mengikuti perkembangannya.

Baca Juga: Tak Perlu Stres Hadapi New Normal, Ada 6 Tips Mencegahnya

"Kalau dikatakan airborne, logikanya droplets kecil sekali di bawah 5 mm. Nah faktor gravitasi tentu tidak bisa melayang-layang di udara. Tapi ini harus hati-hati, saya harus mengecek perkembangannya," bebernya.

"Kita menunggu informasi yang lebih akurat, detil, tegas terkait hal ini. Karena ini jadi isu yang tidak kecil ke depannya," sambungnya.

Sebagai langkah pencegahan, Dokter Aditya pun menegaskan bahwa jaga jarak dan penggunaan masker tidak boleh dilewatkan.

"Kalau betul airborne, masker itu sudah tidak bisa dinegosiasi, jaga jarak 2 meter bila berada satu ruangan dengan banyak orang," pungkasnya.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini