Para kiai dan pengelola pondok pesantren, sambung Waryono, pasti mengutamakan keselamatan para santri ketimbang proses belajar. Mereka akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan gugus tugas setempat dalam pembukaan pelaksanaan pendidikan di pondok.
Dukungan terhadap pembukaan sekolah tatap muka langsung juga disampaikan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas. Menurut Hemas, tidak semua desa atau kabupaten bisa menangkap sinyal dengan cukup baik saat sekolah online.
Untuk itu dirinya mendorong sekolah secepat mungkin menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan. Sebab ini akan memengaruhi kehidupan anak di masa mendatang.
“Saya setuju agar sekolah segera menggelar kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, dengan menerapkan protokol kesehatan,” kata Hemas di Galagharajo, Cangkringan, Sleman, kemarin.
Follow Berita Okezone di Google News
(put)