Bekas tembakan
Eddy juga sempat menunjukkan lokasi penembakan Jenderal Ahmad Yani yang berdekatan dengan ruang makan. Bahkan, bekas-bekas penembakan itu masih terpampang jelas di jendela pintu, lemari, dan juga mengenai lukisan.
Eddy mengatakan, proses penembakan berlangsung tak lama setelah Jenderal Ahmad Yani beradu argumen dengan pasukan Tjakrabirawa.
"Bapak waktu itu setelah komunikasi dengan Tjakrabirawa, bapak menutup pintu lalu ditembak dari belakang, dari balik jendela," papar Eddy.
Baca Juga: Kemenparekraf Bakal Lakukan Revitalisasi Destinasi Wilayah Bali, Apa yang Dibenahi?
"Sebelumnya bapak sempat beradu argumen dengan salah satu prajurit. Karena beliau mengatakan hendak mandi dan ganti baju dulu sebelum menghadap presiden. Tapi prajurit tersebut terus mengikuti dan mengeluarkan kata-kata yang dia rasa lancang. Beliau sempat memukulnya. Tak lama, prajurit itu memuntahkan peluru dari senjata thompsonnya," terang Eddy.
Tempat Jenderal Ahmad Yani jatuh setelah tertembak
Suara tembakan, lanjut Eddy, rupanya membangunkan seisi ruangan. Termasuk anak ketujuh Jenderal Ahmad Yani, Untung Mufreni A. Yani. Dia lah yang memegang Ahmad Yani ketika jatuh tersungkur setelah terkena tembakan.
Posisinya persis di samping kiri meja makan keluarga. Sekarang, spot tersebut telah diberi pagar khusus agar pengunjung dapat melihat dan membayangkan seperti apa kelamnya peristiwa berdarah itu.
"Sebetulnya kakak saya (Untung Yani) mau memegang kaki bapak, karena bapak saya jatuh persis di sini (samping meja makan). Sementara dia ada di samping mini bar. Tapi dia dilarang oleh pasukan Tjakrabirawa," tandas Eddy.
Follow Berita Okezone di Google News
(dwk)