TAHUN ini, penanganan diabetes mengalami hambatan signifikan akibat pandemi Covid-19. Butuh alternatif baru untuk edukasi masyarakat demi mencegah diabetes.
Apalagi orang lanjut usia dan orang dengan diabetes sebagai penyakit penyerta lebih rentan mengalami pelemahan kondisi, bila terinfeksi virus Covid-19. Diabetesi yang terinfeksi Covid-19 lebih sulit diobati karena fluktuasi level gula darah dan kemungkinan hadirnya komplikasi diabetes.
Sistem imunitas tubuh diabetesi yang telah terpengaruh, menjadikannya lebih sulit melawan virus atau membutuhkan waktu pemulihan lebih lama.
Diungkapkan Konsultan Endokrin Metabolik RS DR Soetomo Surabaya Prof Dr dr Agung Pranoto, MKes, SpPD, K-EMD, FINASIM, diabetesi yang terpapar Covid-19 juga ada kemungkinan virus dapat lebih kuat terutama dalam kondisi saat gula darah tinggi. Karenanya, dibutuhkan edukasi demi pencegahan penyakit mematikan ini.
“Saat ini semua progress jadi slowing down. Kita tidak mau ada cluster diabetes karena risikonya masih besar, makanya sejauh ini edukasi virtual bisa jadi alternatif sambil menunggu masa new normal," ucapnya lewat keterangan resmi Diabetasol, Kamis (19/11/2020).
Alternatif virtual ini diperlukan agar semangat dan motivasi diabetesi tetap terjaga. Sebab interaksi intensif antara dokter dan tenaga medis dengan diabetesi adalah salah satu kunci manajemen diabetes.
Diabetesi, ucap Dr Agung, membutuhkan perubahan gaya hidup permanen. Tetapi sayangnya masih ada beberapa diabetesi yang tidak menyadari hal tersebut, sehingga tatap muka dengan dokter tetap diperlukan.
"Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana pola hidup sehat telah diterapkan dan menguatkan motivasi dari diabetesi," paparnya.
"Anggota keluarganya harus ikut deteksi dini. Dari situ, lebih mudah melibatkannya. Masalahnya, diabetesi yang tidak terdeteksi bisa mencapai tiga kali ipatnya,” lanjutnya.
Baca Juga: Foto KTP Ariel Tatum Viral, Netizen: Cantik Banget
Baca Juga: Cegah Covid-19, Ini Berbagai Benda yang Wajib Anda Bersihkan
Follow Berita Okezone di Google News