Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Pandemi Covid-19 Jadi Alarm Pentingnya Edukasi Dini Diabetes

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Kamis 19 November 2020 10:35 WIB
https: img.okezone.com content 2020 11 19 620 2312179 pandemi-covid-19-jadi-alarm-pentingnya-edukasi-dini-diabetes-5Y5Z834B0V.jpg Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A A A

TAHUN ini, penanganan diabetes mengalami hambatan signifikan akibat pandemi Covid-19. Butuh alternatif baru untuk edukasi masyarakat demi mencegah diabetes.

Apalagi orang lanjut usia dan orang dengan diabetes sebagai penyakit penyerta lebih rentan mengalami pelemahan kondisi, bila terinfeksi virus Covid-19. Diabetesi yang terinfeksi Covid-19 lebih sulit diobati karena fluktuasi level gula darah dan kemungkinan hadirnya komplikasi diabetes.

Sistem imunitas tubuh diabetesi yang telah terpengaruh, menjadikannya lebih sulit melawan virus atau membutuhkan waktu pemulihan lebih lama.

Diungkapkan Konsultan Endokrin Metabolik RS DR Soetomo Surabaya Prof Dr dr Agung Pranoto, MKes, SpPD, K-EMD, FINASIM, diabetesi yang terpapar Covid-19 juga ada kemungkinan virus dapat lebih kuat terutama dalam kondisi saat gula darah tinggi. Karenanya, dibutuhkan edukasi demi pencegahan penyakit mematikan ini.

“Saat ini semua progress jadi slowing down. Kita tidak mau ada cluster diabetes karena risikonya masih besar, makanya sejauh ini edukasi virtual bisa jadi alternatif sambil menunggu masa new normal," ucapnya lewat keterangan resmi Diabetasol, Kamis (19/11/2020).

dokter

Alternatif virtual ini diperlukan agar semangat dan motivasi diabetesi tetap terjaga. Sebab interaksi intensif antara dokter dan tenaga medis dengan diabetesi adalah salah satu kunci manajemen diabetes.

Diabetesi, ucap Dr Agung, membutuhkan perubahan gaya hidup permanen. Tetapi sayangnya masih ada beberapa diabetesi yang tidak menyadari hal tersebut, sehingga tatap muka dengan dokter tetap diperlukan.

"Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana pola hidup sehat telah diterapkan dan menguatkan motivasi dari diabetesi," paparnya.

"Anggota keluarganya harus ikut deteksi dini. Dari situ, lebih mudah melibatkannya. Masalahnya, diabetesi yang tidak terdeteksi bisa mencapai tiga kali ipatnya,” lanjutnya.

Baca Juga: Foto KTP Ariel Tatum Viral, Netizen: Cantik Banget

Baca Juga: Cegah Covid-19, Ini Berbagai Benda yang Wajib Anda Bersihkan

Follow Berita Okezone di Google News

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin Metabolik RSUP dr Sardjito Yogyakarta, dr R Bowo Pramono, SpPD-KEMD (K), FINASIM menambahkan, keterbatasan tatap muka antara dokter dan diabetesi menjadi tantangan tersendiri.

"Diabetes yang terdeteksi ini kan baru jumlah kecil, di masyarakat itu sebenarnya jumlahnya bisa 2-3 kali lipat. Jika mereka bisa kita ajak mengikuti edukasi, kita bisa lebih mampu mencegah risiko komplikasi diabetes,” papar dr Bowo.

Dia menyebutkan, ada empat pilar pencegahan diabetes yang sebenarnya bukan menjadi hal baru dalam penanganan diabetes. Apa saja itu?

Baca Juga: Mengapa Wanita Lebih Sulit Menahan Lapar Dibanding Pria?

Jaga pola makan seimbang

Diabetesi harus menjalankan pola makan seimbang berupa asupan nutrisi diabetes yang tepat dengan kalori terukur. Diabetesi dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, mengandung karbohidrat baik yang memiliki indeks glikemik rendah, tinggi serat, vitamin, dan mineral untuk membantu menjaga kadar gula darah tetap

stabil, memberikan ketersediaan energi lebih lama, dan memberi rasa kenyang lebih lama.

Aktivitas fisik

Aktivitas fisik untuk dapat menjaga kebugaran tubuh serta terhindar dari berbagai penyakit. Diabetesi perlu memilih olahraga yang bersifat aerobik, seperti jalan cepat, jogging, bersepeda, dan berenang.

Minum obat dokter

Minumlah obat sesuai anjuran dokter untuk mengontrol kadar glukosa darah. Namun mengonsumsi obat harus dalam pengawasan dan atas resep dokter.

Edukasi

Masyarakat perlu diedukasi mengenai bahaya diabetes. Sekalipun usia muda, bisa saja menderita diabetes karena tak menjaga pola hidup sehat. Di masa pandemi Covid-19, tak ada salahnya dokter dan masyarakat bertemu secara virtual sebagai langkah pencegahan penyakit ganas ini.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini