Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Serapan Anggaran PEN Seret, Baca 5 Faktanya

Fadel Prayoga, Jurnalis · Senin 07 September 2020 07:45 WIB
https: img.okezone.com content 2020 09 06 620 2273460 serapan-anggaran-pen-seret-baca-5-faktanya-BgB09pd6RX.jpg Grafik Ekonomi (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A A A

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) per 26 Agustus 2020 sebesar Rp192,53 triliun. Realisasi ini baru mencapai 27,7 persen dari pagu anggaran senilai Rp695,2 triliun.

Rinciannya, dana yang terserap di sektor kesehatan baru Rp12,3 triliun, perlindungan sosial Rp101,06 triliun, sektoral k/l dan pemda Rp14,91 triliun, insentif usaha Rp17,23 triliun, dukungan UMKM Rp17,03 triliun, dan dana yang dialokasikan untuk pembiayaan korporasi belum terserap satu persen pun.

Okezone merangkum beberapa fakta dampak yang dialami Indonesia bila pencairan Dana PEN berjalan seret:

Baca juga: Ekonomi Indonesia Banyak di 'Obok-Obok'

1. Dunia Usaha Bisa Kolaps

Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah menyebut bila anggaran itu tak segera direalisasi dikhawatirkan bisa membuat pelaku usaha kolaps. Karena, kini mereka membutuhkan suntikan dana untuk tetap eksis di dunia usaha Tanah Air.

"Seharusnya pemerintah meningkatkan penyerapan, agar bantuan bisa didistribusikan secara cepat dan tepat. Masyarakat dan dunia usaha bisa terbantu, tidak kolaps," kata Piter saat dihubungi, Senin (31/8/2020).

Baca juga:Tak Terapkan Protokol Kesehatan, Erick Thohir Ancam Tutup Pabrik

2. Penyerapan Dana PEN Seret, Pengusaha Nilai Ekonomi Indonesia di 2020 Berujung Negatif

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdan menilai pertumbuhan ekonomi sulit untuk menjadi positif bila pemerintah lamban dalam penyerapan dana PEN. Sebab, dunia usaha kini amat membutuhkan stimulus itu aga tetap eksis dalam menjalani usahanya.

"Untuk bisa positif di akhir tahun sangat tergantung pada effort pemerintah sendiri dlm mendistribusikan stimulus-stimulus PEN," kata Shinta saat dihubungi, Selasa (1/9/2020).

3. Penyerapan Dana PEN Lamban, Dunia Usaha Stagnan

Menurut dia, lambannya pemerintah dalam menyerap dana PEN membuat iklim dunia usaha bergerak stagna di kuartal III-2020.

"Ini bukan hal yang mudah karena hingga tengah kuartal III ini pun pelaku usaha merasakan peningkatan konsumsi tidak cukup signifikan," ujarnya.

Follow Berita Okezone di Google News

4. Pemerintah Harus Berani Ambil Risiko

Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah menyebut pemerintah harus berani memotong garis birokrasi agar dana tersebut cepar terserap oleh masyarakat. Karena, banyak yang menilai proses yang ribet hingga membuat mereka malas mengurusnya.

"Untuk meningkat penyerapan harus Ada terobosan kebijakan, memangkas birokrasi. Syaratnya ada keberanian mengambil risiko," kata Piter saat dihubungi, Selasa (1/9/2020).

5. Pemulihan Ekonomi Tak Boleh Hanya Fokus ke UMKM

Direktur Eksekutif Next Policy Fitra Faisal menilai bila pemerintah hanya meninitilkberatkan kepada penanganan UMKM, maka pertumbuhan ekonomi pun terasa berat. Sebab, dalam meningkatkan perekonomian di tengah krisis ini dibutuhkan peran pemerintah kepada seluruh pelaku usaha.

“Sebenarnya fokus yang dilakukan pememerintah, tidak hanya dari sisi demand, artinya kalau kita lihat ada BLT, UMKM, tapi yang butuh dorongan juga dorongan dari sisi supply atau industri. Kita sudah mengenal industri perusahaan zombie yang sebenarnya beban operasionalnya tinggi, tapi mereka produksi terhambat. Ini juga harus didukung, dorongan terhadap industri,” kata Fitra dalam acara Market Review di IDX Channel, Rabu (2/9/2020).

1
2
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini