Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Hasil Survei UNICEF: Anak Indonesia Optimis Pandemi Corona COVID-19 Bisa Diatasi

Martin Bagya Kertiyasa, Jurnalis · Senin 13 April 2020 20:03 WIB
https: img.okezone.com content 2020 04 13 620 2198594 hasil-survei-unicef-anak-indonesia-optimis-pandemi-corona-covid-19-bisa-diatasi-pTtZiOm3PB.jpg
A A A

PANDEMI virus Corona COVID-19 membuat banyak orang menjadi panik. Di tengah kepanikan ini, banyak juga yang kehilangan hati nurani mereka, demi kepentingan pribadi.

Sebut saja harga masker, hand sanitizer hingga Alat Pelindung Diri (APD) yang harganya mendadak naik selangit. Bukan hanya itu, bahkan di beberapa daerah ada juga yang menolak jenazah korban corona, padahal jenazah itu adalah tenaga kesehatan yang sudah mempertaruhkan nyawa mereka.

Nah, yang juga tidak kalah miris adalah, sampai saat ini masih banyak orang yang abai dengan pandemi ini. Terbukti dengan terus meningkatnya jumlah korban positif corona COVID-19. Hal ini pun membuat banyak warga pesimistis bahwa corona bisa ditangani dalam waktu singkat.

Meski begitu, dalam jajak pendapat yang dilakukan UNICEF melalui platform mereka, dari 100 ribu anak muda, 70 persen anak Indonesia percaya pemerintah dapat menangani COVID-19 dengan baik.

(Baca Juga : Masuk April COVID-19 Menjinak, Peneliti Ingatkan Gejalanya Tak Lagi Batuk)

"Kami melakukan survei jajak pendapat untuk mengetahui, apa pemahaman mereka sebenarnya tentang COVID-19, dari mana sih mereka mencari informasi tentang COVID-19, kemudian apakah mereka merasa berisiko, kemudian apakah mereka tahu bagaimana cara mencegah penularan?,” papar Spesialis Komunikasi Perubahan Perilaku, UNICEF Rizky Ika Syafitri.

"Hasilnya, tingkat kepercayaan terhadap pemerintah cukup tinggi," tambah Rizky.

Dari seluruh responden, sebanyak 34 persen merasa takut, tetapi hampir 20 persen juga merasa penuh harapan. Oleh karena itu, UNICEF juga berharap orangtua dapat memberikan contoh kepada anak mengenai pencegahan COVID-19. "Karena anak-anak melakukan hal dengan mencontoh, meniru apa yang kita orang dewasa lakukan," tambah Rizky.

(Baca Juga : Masker Kain Motif Batik Jubir Penanganan COVID-19 Curi Perhatian)

Anak-anak pun dipercaya sebagai agen perubahan karena bisa memberikan contoh baik kepada teman-teman mereka berdasarkan yang mereka lihat dari orangtua. UNICEF pun meminta kepastian anak-anak untuk mendapatkan haknya tetap terpenuhi perlu untuk diperhatikan di tengah COVID-19.

Pasalnya, sekira 50-60 persen anak masih belum mendapatkan informasi yang mencukupi untuk membuat mereka bisa melindungi dirinya dari COVID-19. Karenanya, UNICEF berinisiatif mengembangkan chatbot, mesin penjawab otomatis agar anak-anak bisa bertanya atau mendapatkan informasi tentang COVID-19.

(Baca Juga : Humor Gus Dur, ketika Luhut Binsar Panjaitan Tak Percaya Ramalan Gus Dur)

Hasilnya banyak indikator-indikator pengetahuan tentang COVID-19 meningkat. Misalnya, dari segi pengetahuan tentang pencegahan, gejala, cuci tangan dan lain sebagainya. Sayangnya, masih sebanyak 60 persen menjawab bahwa belum sepenuhnya menjaga jarak. "Pesan menjaga jarak harus diperkuat agar anak-anak mendapatkan perlindungan," tuturnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Berbanding terbalik, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menemukan fakta yang menarik di tengah Pandemi COVID-19. Ternyata, sebagian besar anak menjadi waspada terhadap wabah COVID-19.

Hal tersebut diperoleh berdasarkan survei Ada Apa Dengan COVID-19 (AADC-19) yang digagas melalui "Forum Anak Nasional". Beberapa respons yang ditunjukkan tiap anak melalui survei tersebut berbeda-beda.

Ada sebagian yang paranoid, merasa takut dan ada yang biasa saja dalam menyikapi COVID-19. Bagi orangtua, hal itu patut diwaspadai karena dapat mengganggu psikologi anak bahkan bagi yang merasa biasa saja dapat membuat anak lebih tidak peduli dan abai terhadap anjuran pencegahan dari Pemerintah.

(Baca Juga : Viral #Mugshotchallenge, Influencer yang Ikutan Dikecam Netizen)

Sekretaris Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak KPPPA, Eko Novi Ariyanti mengatakan, survei AADC-19 dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi dan pengetahuan anak tentang COVID-19, program belajar di rumah serta perasaan dan harapan anak dalam situasi saat ini. Pengumpulan data dilakukan melalui pesan berantai WhatsApp oleh jaringan pengurus forum anak seluruh Indonesia yang dilakukan selama empat hari, yakni 26-29 Maret 2020.

Dalam survei tersebut respondennya adalah anak-anak usia di bawah 18 tahun atau usia 8-17 tahun, dengan persentase terbanyak usia 14 tahun. "Sebanyak 69 persen respondennya adalah anak perempuan, serta 31 persen adalah anak laki-laki," tuturnya.

1
2
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini