PANDEMI virus Corona COVID-19 membuat banyak orang menjadi panik. Di tengah kepanikan ini, banyak juga yang kehilangan hati nurani mereka, demi kepentingan pribadi.
Sebut saja harga masker, hand sanitizer hingga Alat Pelindung Diri (APD) yang harganya mendadak naik selangit. Bukan hanya itu, bahkan di beberapa daerah ada juga yang menolak jenazah korban corona, padahal jenazah itu adalah tenaga kesehatan yang sudah mempertaruhkan nyawa mereka.
Nah, yang juga tidak kalah miris adalah, sampai saat ini masih banyak orang yang abai dengan pandemi ini. Terbukti dengan terus meningkatnya jumlah korban positif corona COVID-19. Hal ini pun membuat banyak warga pesimistis bahwa corona bisa ditangani dalam waktu singkat.
Meski begitu, dalam jajak pendapat yang dilakukan UNICEF melalui platform mereka, dari 100 ribu anak muda, 70 persen anak Indonesia percaya pemerintah dapat menangani COVID-19 dengan baik.
(Baca Juga : Masuk April COVID-19 Menjinak, Peneliti Ingatkan Gejalanya Tak Lagi Batuk)
"Kami melakukan survei jajak pendapat untuk mengetahui, apa pemahaman mereka sebenarnya tentang COVID-19, dari mana sih mereka mencari informasi tentang COVID-19, kemudian apakah mereka merasa berisiko, kemudian apakah mereka tahu bagaimana cara mencegah penularan?,” papar Spesialis Komunikasi Perubahan Perilaku, UNICEF Rizky Ika Syafitri.
"Hasilnya, tingkat kepercayaan terhadap pemerintah cukup tinggi," tambah Rizky.
Dari seluruh responden, sebanyak 34 persen merasa takut, tetapi hampir 20 persen juga merasa penuh harapan. Oleh karena itu, UNICEF juga berharap orangtua dapat memberikan contoh kepada anak mengenai pencegahan COVID-19. "Karena anak-anak melakukan hal dengan mencontoh, meniru apa yang kita orang dewasa lakukan," tambah Rizky.
(Baca Juga : Masker Kain Motif Batik Jubir Penanganan COVID-19 Curi Perhatian)
Anak-anak pun dipercaya sebagai agen perubahan karena bisa memberikan contoh baik kepada teman-teman mereka berdasarkan yang mereka lihat dari orangtua. UNICEF pun meminta kepastian anak-anak untuk mendapatkan haknya tetap terpenuhi perlu untuk diperhatikan di tengah COVID-19.
Pasalnya, sekira 50-60 persen anak masih belum mendapatkan informasi yang mencukupi untuk membuat mereka bisa melindungi dirinya dari COVID-19. Karenanya, UNICEF berinisiatif mengembangkan chatbot, mesin penjawab otomatis agar anak-anak bisa bertanya atau mendapatkan informasi tentang COVID-19.
(Baca Juga : Humor Gus Dur, ketika Luhut Binsar Panjaitan Tak Percaya Ramalan Gus Dur)
Hasilnya banyak indikator-indikator pengetahuan tentang COVID-19 meningkat. Misalnya, dari segi pengetahuan tentang pencegahan, gejala, cuci tangan dan lain sebagainya. Sayangnya, masih sebanyak 60 persen menjawab bahwa belum sepenuhnya menjaga jarak. "Pesan menjaga jarak harus diperkuat agar anak-anak mendapatkan perlindungan," tuturnya.
Follow Berita Okezone di Google News