Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Banyak OTG di Indonesia, Masker Satu-satunya 'Obat' yang Manjur

Dewi Kania, Jurnalis · Jum'at 24 Juli 2020 20:42 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 24 620 2251715 banyak-otg-di-indonesia-masker-satu-satunya-obat-yang-manjur-dfGJySzgI5.jpg Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A A A

SEBANYAK 2.400 vaksin Sinovac telah diterima oleh pemerintah. Vaksin Made in China ini sedang dipersiapkan untuk tahapan uji klinis.

Diperkirakan uji klinis akan selesai awal tahun 2021. Jika berhasil segera di produksi massal pada kuartal I 2021.

Selain vaksin Sinovac, ada kandidat vaksin lain yang dikembangkan di Tanah Air. Lembaga Eijkman dan serta perusahaan farmasi di Indonesia tengah mengembangkan vaksin, yang disinergikan oleh Kemenristek/BRIN.

Baca Juga: Terungkap! Ini Alasan Achmad Yurianto Punya Banyak Batik

Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said menjelaskan, adanya uji klinis vaksin Sinovac ini tidak lantas membuat masyarakat lengah dengan pencegahan Covid-19 dengan protokol kesehatan. Mengingat semakin hari jumlah penularan Covid-19 makin bertambah.

sudirman

"Sepanjang obat dan vaksin belum ditemukan dan dilakukan intervensi pencegahan maupun pengobatan, cara terbaik adalah menghindari risiko," kata Sudirman, lewat keterangan resminya.

Covid-19, tegas Sudirman, dapat menular melalui interaksi antar manusia. "Kalau mau mengerem laju penularan, kebijakan yang diambil otoritas harus mengarah pada meminimalkan kontak," tambah dia.

Follow Berita Okezone di Google News

Kabar baiknya, per Agustus 2020, vaksin Sinovac diuji coba ke manusia. Sebanyak 1.620 relawan bakal terlibat dalam tahapan uji klinis ini.

Meski PMI tidak terlibat dalam uji klinis vaksin Sinovac, jika ditugaskan untuk menjadi bagian uji klinis, maka PMI langsung sigap.

"Kami tidak ikut dalan proses teknis dan scientific semacam itu. Bila kami ditugasi untuk menjadi bagian dari uji klinis, misalnya menyiapkan relawan untuk uji coba, kami akan lakukan yang terbaik," terangnya.

vaksin

Sementara itu, Pakar Epidemiologi Pandu Riono mengatakan, karena baru proses awal, belum waktunya masyarakat mendapat jaminan aman dari Covid-19 dengan adanya vaksin Sinovac. Pandu meminta agar masyarakat juga tidak tergesa-gesa mengharapkan vaksin ini segera ada.

Baca Juga: Sosiolog: Menjalankan Protokol Kesehatan Enggak Boleh karena Paksaan!

"Kalau menjamin keamanan ke masyarakat itu, ya belum. Masyarakat harus diajak tetap mengikuti protokol kesehatan, bukan sekadar imbauan saja," tutur Pandu.

Masyarakat tidak boleh melupakan protokol kesehatan. Seperti tidak memakai masker, jaga jarak, juga menghilangkan kebiasaan cuci tangan.

Pandu juga mengingatkan agar masyarakat tidak lengah dengan penularan Covid-19. Menurutnya, di masa PSBB transisi ini kasus Covid-19 tambah meningkat, tapi kepedulian masyarakat menurun jauh.

"Makanya masyarakat diajak kenapa harus pakai masker. Kondisi Indonesia sekarang tidak normal banyak infeksi, banyak OTG berkeliaran di mana-mana, makanya harus pakai masker dan terapkan protokol kesehatan ketat," katanya.

Pandu menjelaskan, klinis vaksin sangat membutuhkan proses panjang. Uji klinis vaksin pada umumnya bisa berlangsung antara 6-12 bulan.

"Uji klinis ini tujuannya mencari efek kemampuan melindungi penduduk yang terinfeksi. Kita lagi mencari vaksin yang efektif dan aman, jadi masih panjang," terangnya.

Baca Juga: Curhat Achmad Yurianto Jadi Jubir Covid-19 140 Hari Tanpa Libur: Makin Lama Makin Enak

Di samping itu, sebelum pemerintah melakukan uji klinis vaksin Sinovac lebih jauh, sebaiknya memperjelas kerjasamanya dengan China. Apakah kerjasama ini menjadi bagian dari multicenter study sama seperti negara lain, Brasil juga India, atau ada tujuan lainnya.

"Kenapa kok Indonesia bisa mendapatkan privilage dapat vaksin, itu perjanjiannya bagaimana? Biasanya dalam perkembangan vaksin, memang diujicoba dari banyak negara, namanya multicenter study," tutup Pandu.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini