Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Agustus Deflasi 0,05% Tanda Resesi Kian Dekat? Ini 5 Faktanya

Taufik Fajar, Jurnalis · Minggu 06 September 2020 08:06 WIB
https: img.okezone.com content 2020 09 05 620 2273086 agustus-deflasi-0-05-tanda-resesi-kian-dekat-ini-5-faktanya-YTSZpzkkYP.jpg Ekonomi (Foto: Shutterstock)
A A A

3. Inflasi Kelompok Tertentu

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen selama Agustus mengalami deflasi sebesar 0,05% dibandingkan bulan sebelumnya (month of month/mtm). Secara keseluruhan, inflasi inti pada bulan lalu 0,29% (mtm) dan 2,03% (yoy).

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi tertinggi yakni 2,02% dan andilnya terhadap inflasi 0,13%. Adapun kenaikan tertinggi disumbang oleh harga emas yang melambung tinggi.

Serta, minyak goreng dan rokok kretek filter menyumbang inflasi yang mencapai 0,01% . "Kenaikan harga emas perhiasan yang memberikan andil inflasi 0,12%. Kenaikan harga emas perhiasan ini terjadi di 90 kota indeks harga konsumen," kata Suhariyanto dalam preskon virtual, Selasa (1/9/2020).

Sambung dia, komoditas yang mendorong terjadinya deflasi yakni daging ayam ras yang andilnya 0,09%, bawang merah andilnya 0,07%, tomat andilnya 0,02%, telur ayam ras dan buah-buahan seperti jeruk dan pisang, masing-masing 0,01%.

4. Bos BI Angkat Bicara

Bank Indonesia (BI) memproyeksi laju tahun ini akan rendah. Di mana sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Agustus 2020 yang tercatat minus 0,05% atau deflasi 0,05% .Deflasi ini menjadi dua kali berturut-turut, setelah pada Juli deflasi 0,10%.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, mengatakan dengan rendahnya inflasi pada Agustus maka secara keseluruhan atau tahunan, inflasi akan rendah.

"Sehingga kami meyakini 2020 inflasi akhir tahun akan di bawah batas, di bawah kisaran sasaran inflasi di bawah 2%," ujar Perry.

 

5. Sri Mulyani Akui Masyarakat Masih Takut Belanja

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan terjadinya deflasi dikarenakan daya konsumsi rendah. Apalagi, kelompok menengah atas sudah mengurangi daya belinya.

"Yang penting itu konsumsi masyarakat dan investasi yang harus dijaga itu dua hal yang penting. Kalau konsumsi bisa dengan bansos bisa membantu termasuk mendongkrak daya beli untuk kelas menengah. Namun daya beli yang besar dari kelompok menengah atas yang mana tergantung lagi dari kepercayaan covid karena walaupun mobilitas sudah naik tapi belum ditunjukkan belanja yang naik," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR.

Follow Berita Okezone di Google News

(dni)

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini