Jadi, meski hasil Rapid Test-nya itu non-reaktif, dokter tetap akan merekomendasikan pasien menjalani PCR Test jika gejala klinis yang mengarah ke Covid-19 ditemukan. "Nah, kasus begini banyak yang ternyata pas PCR Test, hasilnya positif," sambungnya.
Tapi, di beberapa kasus, mereka yang hasil Rapid Test-nya reaktif misalnya, saat dilakukan PCR Test, ada juga yang hasilnya malah negatif Covid-19. "Jadi, bisa dibilang kalau Rapid Test itu false negative dan false positive-nya tinggi," tambah dr Nurhayati.
Mereka yang menjalani Rapid Test pun disarankan untuk tes lagi setelah 10 hari di hari pemeriksaan. Ini pun ada alasannya, bukan semata-mata perintah medis.
"Jadi, kenapa kami minta tes lagi 10 hari setelahnya, ini karena ditakutkan ketika diperiksa, tubuh pasien belum terdeteksi virusnya, jadi belum timbul gejala. Makanya, hasil Rapid Test itu tinggi banget kesalahan hasilnya," pungkas dr Nurhayati.
Follow Berita Okezone di Google News
(hel)