Informasi mengenai Covid-19 terus berkembang setiap harinya. Salah satu kabar terbaru mengatakan bahwa sakit kepala dan migran bisa dikaitkan dengan gejala Covid-19. Tapi, apakah itu benar?
Huffpost melaporkan, sakit kepala dapat terjadi karena berbagai alasan, tetapi satu hal yang menjadi semakin jelas adalah banyak pasien Covid-19 yang ternyata mengeluhkan sakit kepala. Lantas, apakah kondisi tersebut benar-benar menandakan seseorang terserang virus SARS-CoV2?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencantumkan gejala Covid-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan kelelahan. Sementara itu, NHS mencatat bahwa gejala umum Covid-19 pun dikaitan dengan hilangnya kemampuan lidah untuk merasa dan hidung untuk menghirup aroma.
"Jika Anda memiliki salah satu dari gejala tersebut, maka Anda sangat disarankan untuk mengisolasi diri selama 14 hari," tulis WHO.
Namun, ada beberapa gejala yang dinilai WHO jarang terjadi namun banyak dilaporkan dalam beberapa kasus. Gejala tersebut antara lain nyeri tubuh, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, mata merah, diare, bahkan ruam di kulit.
Dokter David Strain, seorang akademisi klinis di University of Exeter Medical School, dinyatakan positif Covid-19 pada 10 November dan memberi tahu HuffPost bahwa gejala yang dia alami adalah kehilangan kemampuan indera penciuman dan sakit kepala.
"Sakit kepala yang terjadi kalau bisa digambarkan, sakit kepala terburuk dalam hidup saya," katanya.
Dia pun menjelaskan bahwa sakit kepala adalah gejala umum yang dialami pada kebanyakan pasien Covid-19 yang dia temui dan gejala tersebut cenderung mereda setelah empat atau lima hari.
Terkait dengan penyebab munculnya gejala tersebut, dr Strain meyakini itu muncul berhubungan dengan peradangan di sekitar selaput otak yang dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab migran.
"Peradangan tersebut memungkinkan protein bocor keluar daripembuluh darah yang pada akhirnya memicu rasa sakit," terangnya. Covid-19 sendiri terbukti menyebabkan pembuluh darah bocor di organ lain.
Baca Juga : Intip Bulan Madu Kevin Aprilio-Vicy Melanie, Romantis di Kolam Renang!
Di sisi lain, sakit kepala yang banyak dikeluhkan berkaitan juga dengan tingkat stres yang tinggi selama pandemi. Ahli saraf Dr Charisse Litchman yang berbasis di Amerika Serikat mengatakan pada KDKA TV bahwa dia telah memperhatikan terjadinya peningkatan sebesar 20 persen pada keluhan sakit kepala sejak dimulainya pandemi.
Hal tersebut juga dihubungkan dengan berbagai alasan termasuk peningkatan stres, tidak berolahraga, dan waktu penggunaan ponsel atau elektronik lainnya yang semakin panjang.
Di Inggris juga kasusnya serupa. National Migraine Center melaporkan bahwa banyak penderita migran mengalami kekambuhan sejak pandemi dimulai dan ini dikaitkan dengan perubahan gaya hidup seperti kurang tidur, perubahan pola makan, dan berkegiatan hanya di rumah.
Follow Berita Okezone di Google News