WAKIL Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati berharap pertunjukan sendratari berjudul "Mahabharata Lembayung Kuruksetra" dapat menjadi pintu pemulihan pariwisata Pulau Dewata di tengah pandemi Covid-19.
"Pertunjukan seni seperti ini perannya sangat strategis bagi pemulihan Bali di masa pandemi ini. Semoga menjadi pertunjukan spektakuler yang membuka era baru pariwisata Bali," katanya dalam sambutannya pada pementasan sendratari di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya, Denpasar, Sabtu 21 November 2020 malam.
Pertunjukan sendratari yang juga dapat disaksikan secara virtual melalui online streaming dari India, Indonesia dan berbagai belahan dunia lainnya itu terselenggara atas kerja sama Institut Seni Indonesia Denpasar, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Mumbai, India, dan Pemerintah Provinsi Bali.
Baca juga: Prabu Revolusi: Vaksin Covid-19 Bisa Mengubah Wajah Pariwisata dengan Cepat
Wagub menambahkan, di Bali kisah perseteruan Pandawa dan Kurawa yang terdapat dalam epos Mahabharata juga masih lestari lewat nyanyian atau lantunan kekawin di desa-desa adat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan upacara adat di Bali.
"Pemprov Bali sangat mendukung adanya program-program yang mengangkat kisah epik tersebut, terlebih bisa jadi jembatan untuk semakin memperkuat hubungan dua negara," ucap pria yang akrab dipanggil Cok Ace itu.
Sementara itu, Konjen RI Mumbai Agus P Saptono dalam sambutannya secara virtual mengatakan bahwa perwakilan Indonesia di luar negeri selalu bersemangat untuk tetap mempromosikan pariwisata Indonesia dan memperkenalkan keanekaragaman seni budaya yang dimiliki.
"Namun, dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, belum memungkinkan bagi Konsulat Jenderal RI untuk membawa tim kesenian tampil secara langsung di Mumbai, India," ucapnya.
Baca juga: 6 Ide Wisata Seru Bareng Kelurga saat Libur Akhir Tahun, Staycation hingga Trekking
Melalui pertunjukan virtual ini, Agus mengharapkan dapat membuka wawasan publik tentang kedekatan hubungan Indonesia dan India, yang di antaranya tercermin pada kemiripan beberapa bagian seni budaya yang dimiliki Indonesia dan India.
"Tentunya, semoga pertunjukan ini dapat menjadi momentum bagi sektor pariwisata untuk kembali bangkit," katanya.
Agus menambahkan antusiasme masyarakat untuk menyaksikan pertunjukan ini antara lain terlihat dari banyaknya penonton yang mengisi lembar pendaftaran, yang terdiri dari kalangan diplomatik, pejabat pemerintah di India, para pelaku usaha dan industri.
"Termasuk, pelaku industri pariwisata yang selama ini turut mempromosikan potensi destinasi pariwisata Indonesia, budayawan, media, mahasiswa dan akademisi, masyarakat India lainnya serta masyarakat Indonesia di seluruh dunia," katanya.
Bali (Kemenparekraf)
Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, berharap karya tersebut dapat menjadi penghapus dahaga kerinduan wisatawan India terhadap Bali dan Indonesia pada umumnya.
"India merupakan penyumbang wisatawan terbesar ketiga bagi Bali, sehingga kita tetap lakukan promosi lewat kesenian. Setelah pandemi Covid-19 mereda, kami berharap kunjungan wisatawan India bisa meningkat," ujar guru besar seni karawitan ISI Denpasar itu.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar I Ketut Garwa, SSn, MSn mengatakan proses penggarapan sendratari tersebut sudah dimulai sejak 7 Oktober 2020.
ISI Denpasar, lanjut dia, menetapkan standar tinggi untuk pementasan itu dan tiap rangkaian garapan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Para penabuh yang biasanya 45 orang dikurangi tidak lebih dari 25 orang dan tentu dengan jaga jarak karena garapan dinikmati pula oleh masyarakat internasional.
Follow Berita Okezone di Google News