SEMAKIN banyak negara yang kini membebaskan penduduknya untuk tidak memakai masker bahkan di tempat ramai seperti pesawat, subway, bis, dan kereta. Amerika Serikat adalah salah satu dari beberapa negara yang menerapkan kebijakan ini.
Keputusan dicabutnya aturan pemakaian masker saat traveling ini, justru diambil di tengah meningkatnya kasus Covid-19 hingga 42 persen dalam dua pekan terakhir di Amerika yang kini sudah sebagian besar subvarian omicron BA.2.
Meski pemakaian masker di dalam moda transportasi, contohnya pesawat tak lagi diwajibkan. Namun para ahli penyakit, walau terbang atau bepergian bersama orang tanpa masker tidak menimbulkan ancaman besar bagi orang yang sudah divaksin (lengkap dengan booster). Sebaiknya saat traveling, termasuk saat terbang dengan pesawat, penumpang disarankan tetap memakai masker.
“Pakai masker satu arah, sebetulnya adalah cara yang sangat efektif dalam mencegah penyebaran virus SARS-CoV-2," ujar Joseph Lewnard, asisten profesor epidemiologi di niversity of California, Berkeley School of Public Health.
Senada dengan Joseph, ahli spesialis penyakit menular, Scott Weisenberg, mengatakan memakai masker menurunkan kemungkinan seseorang tertular Covid saat melakukan perjalanan.
“Akan lebih kecil kemungkinannya untuk tertular Covid dengan mengenakan masker. Orang-orang harus memakai masker kualitas terbaik yang bisa mereka dapatkan, dan N95 pasti akan menjadi yang paling dapat diandalkan,” ujar Scott.
Seperti dikutip NBC News, Selasa (26/4/2022) dalam studi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Februari 2021, mendapati bahwa memakai masker kain di tempat umum indoor da menurunkan peluang seseorang untuk positif terinfeksi Covid-19 hingga 56 persen. Sementara jika memakai masker bedah dan N95, bisa mengurangi peluang tertular masing-masing hingga 66 persen dan 83 persen.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)
