Namun, di sisi lain, ekspor produk CPO Malaysia dilaporkan turun 4% (MoM) pada periode 1-15 Oktober, sesuai data surveyor kargo Intertek Testing Services pada Sabtu lalu.
Di tengah koreksi harga minyak sawit, sejumlah harga minyak nabati lain turut bergerak fluktuatif, seperti minyak kedelai di Bursa Dalian China yang stagnan, sedangkan kontrak CPOnya naik 2,51%, sedangkan minyak kedelai di Chicago juga naik 0,6%.
Sentimen pergerakan harga juga datang dari ringgit yang terus melemah terhadap dolar. Hal ini tampak akan menjadi katalis positif karena membuat komoditas tersebut lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Ke depan, harga CPO berpeluang melemah hingga area support di MYR3.707 per ton, lantaran gagal menembus level resistance si MYR3.858 per ton.
Follow Berita Okezone di Google News
(ZWD)