Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Presiden Jokowi Cemas Ekonomi Indonesia Minus, Ini 5 Faktanya

Fadel Prayoga, Jurnalis · Minggu 05 Juli 2020 08:15 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 04 620 2241266 presiden-jokowi-cemas-ekonomi-indonesia-minus-ini-5-faktanya-u05Pse5gvd.jpg Presiden Jokowi (Foto: Setkab)
A A A

JAKARTA - Presiden Joko Widodo ingin perekonomian Indonesia di kuartal II hingga IV bisa tinggi. Sebab pada kuartal I-2020 lalu saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97%. Jika kinerja ekonomi kuartal II, III dan IV tidak membaik, maka ekonomi Indonesia bisa saja berada di angka minus.

"Dan kuartal II, III dan IV harus mampu menahan laju pertumbuhan ekonomi agar tidak sampai minus dan bahkan kita harapkan kita pelan pelan bisa rebound," ujarnya dalam rapat terbatas virtual.

Oleh karena itu Jokowi meminta agar seluruh program pemulihan ekonomi bisa dijalankan sesegera mungkin. Sehingga dampak ekonomi ini bisa terasa dengan cepat.

Berikut adalah fakta mengenai kekhawatiran Jokowi soal pertumbuhan ekonomi yang dirangkum Okezone:

Baca Juga: Penjelasan Bank Dunia soal Indonesia Naik Kelas Jadi Negara Berpendapatan Menengah Atas

1.Kecemasan Jokowi

Jokowi khawatir pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II terkoreksi lebih dalam alias minus akibat pandemi corona.

"Pada kuartal I kita masih tumbuh keadaan normal kita di atas 5%, tapi kuartal I kita tumbuh 2,97%, masih bisa tumbuh 2,97%, tapi di kuartal II kita sangat khawatir bahwa kita sudah berada di posisi minus pertumbuhan ekonomi," ungkap dia.

Oleh sebab itu, Jokowi berpesan agar manajemen pengendalian Covid-19 harus seimbang antara kepentingan kesehatan dan ekonomi. Dia mengibaratkan seperti injakan gas dan rem.

2. Keseimbangan Ekonomi dan Penanganan Covid

Jokowi ingin agar penanganan Covid-19 berorientasi pada hasil yang seimbang. Aspek kesehatan dan perekonomiannya terkendali sehingga kesejahteraan rakyat tak terganggu.

Baca Juga: Menko Luhut Bawa Kabar Baik: Indonesia Naik Kelas

"Tapi ini bukan barang yang mudah, semua negara mengalami, dan kontraksi ekonomi terakhir yang saya terima misalnya dunia diperkirakan di 2020 akan terkontraksi minus 6% sampai minus 7,6%," jelasnya.

"Artinya global, dunia sudah masuk ke yang namanya resesi dan bahkan saya sampaikan tahun ini Singapura diprediksi minus 6,8%, Malaysia minus 8%, Amerika minus 9,7%, Inggris minus 15,4%, Jerman 11,2%, Prancis minus 17,2%, Jepang minus 8,3%," lanjutnya.

3. Jangan Sampai Kasus Covid-19 Naik

Yang diinginkan Jokowi adalah Covid-19 terkendali dan perekonomian masyarakat tidak terganggu. Namun Jokowi menyadari hal ini tidaklah mudah. Apalagi kontraksi ekonomi ini terjadi pula di tataran global.

"Jangan sampai melonggarkan tanpa sebuah kendali rem sehingga mungkin ekonominya bagus tapi Covidnya juga naik. bukan itu yang kita inginkan. Covidnya terkendali tapi ekonominya juga tidak mengganggu kesejahteraan masyarakat tapi ini bukan barang yang mudah," kata Jokowi.

Follow Berita Okezone di Google News

4. Minus 3,8%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 menjadi minus 3,8%. Semula Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi 3,1%.

Menurut Sri Mulyani, di kuartal II-2020 Indonesia pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami tekanan yang sangat tinggi. Mengingat sejumlah daerah yang selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah virus corona.

5. Kuartal II Jadi Pertumbuhan Ekonomi Paling Parah

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, polanya memang pada kuartal I pertumbuhan ekonomi tumbuh 2,97%, kemudian menurun di kuartal II dan kembali bangkit pada kuartal III dan IV. Seiring dengan pemberlakuan kebijakan pemerintah untuk masyarakat produktif dan aman dari Covid-19.

"Polanya memang kuartal II itu pertumbuhan ekonomi kecenderungan paling rendah sebelum secara perlahan meningkat di triwulan III dan IV," tuturnya.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini