MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) baru saja mengadakan peringatan milad ke-45. Kegiatannya diadakan secara virtual akibat masih terjadinya pandemi virus corona (covid-19). Acara tersebut diikuti oleh seluruh pimpinan dan pengurus MUI provinsi dari Aceh hingga Papua.
Kegiatan berlangsung semakin khidmat dengan kehadiran Wakil Presiden Republik Indonesia yang juga ketua umum nonaktif MUI, KH Ma'ruf Amin. Terlebih dengan limpahan doa dari segenap jajaran pengurus MUI seluruh Indonesia.
Baca juga: Yuk Disimak Pentingnya Niat Puasa Senin Kamis
Ketua MUI Provinsi DKI Jakarta KH Munahar Muchtar mengatakan bahwa kehadiran MUI bagaikan seorang engineer, yaitu sebagai alat kontrol utama yang bisa melihat hal-hal yang menyimpang lalu memperbaiki dan menjadikannya kembali lurus.
"MUI harus berani menyampaikan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah, agar umat ini menjadi ummatan wahidah," ungkapnya, Jumat 7 Agustus 2020, dikutip dari MUI.or.id.
Sedangkan Ketum MUI Papua KH Syaiful Islam Al Payage menyampaikan doa dan harapan dari masyarakat Indonesia bagian timur. Doa mereka agar MUI tetap istikamah menjadi garda terdepan menjaga bangsa Indonesia, membangun dan memelihara kesejahteraan serta kejayaan umat dan bangsa Indonesia.
"Ini merupakan amanah dari pendiri bangsa terhadap kita sebagai anak bangsa agar memperjuangkan kemakmuran umat," ucapnya.
Ketua Umum MUI Jawa Timur KH Abdussomad Bukhori menyampaikan bahwa di usia 45 tahun, MUI semakin mantap eksistensinya, baik shodiqul hukumah maupun khodimatul ummah.
Ia mengambil contoh dalam pengawalan kasus RUU HIP, MUI mampu menjadi kekuatan yang menyatukan umat untuk mengambil keputusan yang sama menghadapi permasalahan yang menyangkut kebebasan berbangsa dan bernegara.
"Harapan umat kepada MUI sangat tinggi, bahkan melebihi apa yang menjadi peran dan kapasitas MUI," ungkapnya.
Baca juga: Melihat Bir Tuwa, Sumur Pemandian Nabi Setelah Ibadah Haji
Ketua MUI Sumatera Barat Buya Gusrizal Gazahar mengatakan posisi umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia menjadikan MUI semakin matang. Maraknya ta’wilan jahilin, yaitu takwilan-takwilan yang dibuat oleh orang yang tidak mengerti ajaran Islam, menjadikan peran dan posisi MUI sangat dibutuhkan.
Ia juga berpesan agar independensi MUI jangan sampai ditawar oleh siapa pun dan dalam keadaan bagaimana pun. "Bila ini berjalan maka tugas-tugas kemajelisan akan bisa dilanjutkan dalam ridho Allah Subhanahu wa ta'ala," ujarnya.
Follow Berita Okezone di Google News