MEMASUKI pergantian cuaca dari musim kemarau menuju musim penghujan, kuman penyakit banyak mengintai kesehatan manusia, terlebih selama pandemi Covid-19. Meski belum ada penelitian lebih lanjut, namun cuaca harian sering dikaitkan dengan jumlah kasus positif Covid-19.
Berkaca pada kasus yang terjadi di Hong Kong, kasus baru 18 kali lebih tinggi pada suhu yang lebih rendah di bawah 24,6 derajat celcius daripada suhu yang lebih tinggi. Tinjauan baru-baru ini tentang infeksi saluran pernapasan musiman menggambarkan bagaimana cuaca musim dingin dan kering membuat manusia lebih rentan terhadap virus secara umum.
Dalam kondisi ini, selaput lendir di hidung manusia akan mengering, yang dapat merusak fungsi silia, bulu-bulu halus yang melapisi saluran hidung. Artinya silia mungkin gagal membersihkan virus dari hidung. Tinjauan tersebut menyimpulkan bahwa kelembaban relatif antara 40-60 persen mungkin ideal untuk kesehatan pernapasan.
Melansir dari Medical News Today, Sabtu (10/10/2020), saat udara dingin dan kering bertemu udara hangat dari dalam ruangan, kelembapan udara di dalam akan berkurang hingga 20 persen. Selama musim dingin, tingkat kelembapan dalam ruangan adalah 10–40 persen dibandingkan dengan 40–60 persen pada musim gugur dan musim semi.
Baca juga: Khasiat Anggur Hitam, Cegah Kanker hingga Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Follow Berita Okezone di Google News