COVID-19 masih mewabah di banyak negara, termasuk Indonesia. Jumlah orang yang dinyatakan positif terpapar virus corona pun bertambah banyak. Gejala yang dialami juga makin beragam. Terbaru, covid-19 dilaporkan memberikan gejala pada jantung.
Seperti dikutip dari Times of India, Jumat (22/1/2021), sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) menyatakan hampir 78 persen pasien covid-19 muda dan sehat yang pulih terus menderita tanda-tanda komplikasi serta kerusakan jantung.
Baca juga: Disinfektan Tertelan? Tak Perlu Panik, Cukup Lakukan Ini
Faktanya, bagi mereka yang memiliki gangguan jantung, covid-19 juga dapat meningkatkan risiko kematian. Sebuah studi yang dilakukan oleh China CDC Weekly menemukan bahwa 22 persen pasien yang meninggal akibat covid-19 menderita masalah jantung.
Ada juga bukti kuat yang menunjukkan bahwa untuk masalah yang sering muncul secara diam-diam, masalah jantung dapat muncul di hari-hari pertama infeksi, bahkan bagi mereka yang tidak menunjukkan gejala. Jadi selama masa infeksi covid-19, sangat penting menjaga kesehatan jantung dan melihat gejala awal masalah.
Berikut ini lima gejala covid-19 yang menyerang jantung, seperti dilansir Times of India.
1. Kelelahan
Kelelahan akut dan nyeri dada sering dilaporkan sebagai gejala di antara mereka yang didiagnosis dengan kerusakan jantung setelah covid-19. Ketika jantung bekerja keras untuk mengatur aliran darah, bisa membuat Anda merasa lelah, mengalami detak jantung yang cepat dan tidak teratur. Ini adalah salah satu gejala peringatan awal dari masalah jantung.
Baca juga: Korban Banjir Lebih Berisiko Terinfeksi Covid-19?
2. Peradangan jantung
Saat ini miokarditis atau radang otot jantung adalah komplikasi jantung yang ditakuti, namun umum terkait dengan covid-19. Miokarditis dapat terjadi karena serangan langsung virus pada jantung yang dapat membuat tubuh menyerang sel-sel sehat secara keliru. Dengan peradangan jantung dan masalah terkait lainnya, otot jantung menjadi lebih lemah, menyebabkan organ membesar dan mengganggu aliran darah.
Kondisi ini dapat menyebabkan tingkat tekanan darah turun secara tidak terduga dan menyebabkan penumpukan cairan juga. Tekanan berlebihan di paru-paru atau jantung juga bisa menyebabkan gagal jantung. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh terlalu genting selama atau setelah pemulihan.
3. Saturasi oksigen
Komplikasi umum ketika virus menghalangi aliran darah beroksigen dalam tubuh, kondisi seperti hipoksia, disorientasi, kebingungan, bibir atau wajah kebiruan juga bisa menjadi sinyal gangguan jantung. Gangguan apa pun pada aliran darah dapat menyebabkan penggumpalan, meningkatkan peradangan, dan mempersulit jantung untuk melakukan tugasnya.
Aritmia yakni mengalami kebingungan, kesulitan bicara, keringat berlebih adalah gejala gagal jantung yang perlu mendapat perhatian sekaligus.
Follow Berita Okezone di Google News