TENAGA Kesehatan (Nakes) menjadi salah satu profesi yang rentan sekali terinfeksi penyakit. Selain Covid-19 yang sedang melanda Tanah Air, para Nakes juga berisiko terinfeksi virus hepatitis kala bertugas merawat pasien. Sebagaimana diketahui hepatitis menjadi salah satu penyakit menular yang tidak kalah berbahayanya dibandingkan Covid-19.
Sebagaimana diketahui saat ini ada empat jenis virus hepatitis. Dari keempat jenis itu, hepatitis B dan C lah yang dianggap paling berbahaya karena bisa berakhir kronis yang menimbulkan sirosis hati dan hepatoma. Hepatitis A dan E ditularkan secara fekal dan oral. Sementara hepatitis B, C, dan D ditularkan secara parenteral (sentuhan, cairan, dan jarum suntik bekas).
Di Indonesia, sebanyak 2,5 juta penduduk terinfeksi hepatitis C. Sementara 18 juta penduduk terinfeksi hepatitis B, dan 50% berisiko menjadi kronis. Tercatat sebanyak 900 ribu menjadi sirosis dan kanker hati. Hingga saat ini belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan hepatitis B, dan salah satu cara mencegahnya adalah dengan vaksinasi.
Baca Juga : Hari Hepatitis Sedunia 2021, Kenali Dua Hepatitis Paling Berbahaya B dan C
Sementara hepatitis C memiliki kebalikan dari hepatitis B. Saat ini belum ada vaksin yang terbukti ampuh melindungi orang dari hepatitis C, namun penyakit ini bisa diobati dengan pengobatan DAA (Direct Acting Antiviral) yang memiliki tingkat keberhasilan hingga 95%. Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI, dr. Irsan mengatakan penularan hepatitis B paling banyak terjadi pada Nakes.
“Sebab kejadian hepatitis B pada Nakes ini 10 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan populasi umum (Non Nakes). Mereka bisa tertular hepatitis B, C, mauopun hepatitis lainnya. Studi yang pernah dilakukan di RSCM mengamati pada 2014-2017 terdapat kejadian tusukan atau cedera sebanyak 13,3 per 1.000 Nakes/ tahun,” kata dr. Irsan dalam temu media ‘Peringatan Hari Hepatitis Sedunia 2021’, Rabu (28/07/2021).
Follow Berita Okezone di Google News