Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Net Zero Emission, Perusahaan Migas Jangan Hanya Fokus Dekarbonisasi di Hulu

Feby Novalius, Jurnalis · Kamis 10 November 2022 15:35 WIB
https: img.okezone.com content 2022 11 10 620 2704857 net-zero-emission-perusahaan-migas-jangan-hanya-fokus-dekarbonisasi-di-hulu-26V0nT3E8F.jpg Perusahaan Migas Diajak Realisasikan Target Net Zero Emission. (Foto: Okezone.com/Reuters)
A A A

JAKARTA - Pemerintah berkomitmen mengejar target net zero emission. Namun dalam mewujudkannya, dibutuhkan komitmen dari berbagai pihak, salah satunya perusahaan minyak dan gas bumi (Migas).

Upaya pengurangan emisi karbon yang telah dilakukan perusahaan migas dinilai belum sesuai dengan target. Sebab kontribusi emisi karbon mayoritas berada di sisi hilir, sedangkan dalam scope dekarbonisasi perusahaan migas lebih banyak berkutat di sisi hulu.

Baca Juga: Pertamina Tingkatkan Kapasitas Geothermal untuk Capai Pengurangan Emisi Signifikan

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov menjelaskan, perusahaan migas lebih banyak melakukan agenda dekarbonisasi di sisi hulu. Padahal, dari sisi ini menyedot investasi besar dengan impact yang tak signifikan.

"Selama ini terkesan, perusahaan migas hanya fokus pada dekarbonisasi di hulu. Captive Area ini relatif lebih mudah dikendalikan oleh internal korporasi, sebagai contoh pemanfaatan Carbon Capture Storage (CCS) atau Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Padahal, komitmen sebenarnya yang paling efektif dalam mendukung target net zero emission ada pada emisi yang dihasilkan dari produk perusahaan," ujar Abra, Kamis (10/11/2022).

Baca Juga: Targetkan Emisi Nol Bersih, Taiwan Siap Kerja Sama dengan Mitra Internasional

Abra menjelaskan dalam standar internasional (Green House Gas Protocol) emisi dibagi ke dalam tiga scope. Scope pertama, emisi yang dihasilkan langsung dari proses produksi BBM. Scope kedua, emisi yang dihasilkan dari pembelian energi atas produksi BBM. Terakhir, Scope ketiga adalah emisi yang dihasilkan dari produk akhir, dalam hal ini emisi dari BBM yang dijual ke masyarakat.

Follow Berita Okezone di Google News

"Artinya, melihat dampak langsung dari pengurangan emisi ini mestinya perusahaan migas bertanggung jawab lebih dalam menggarap transisi energi di scope tiga," nilai Abra.

Sebab, menurut Abra hasil emisi yang dihasilkan dari sisi hilir jauh lebih banyak. Jika secara business as usual, emisi karbon di sektor transportasi bisa mencapai 1,1 juta ton CO2 pada 2030 mendatang. "Kalau ini bisa direduksi dan digarap serius justru potensi penurunan emisi karbon terbesar di Indonesia bisa dilakukan," pungkas Abra.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini