Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Kelangkaan APD Sebabkan Nyawa Tenaga Medis di Ujung Tanduk

Martin Bagya Kertiyasa, Jurnalis · Jum'at 08 Mei 2020 00:11 WIB
https: img.okezone.com content 2020 05 07 620 2210717 kelangkaan-apd-sebabkan-nyawa-tenaga-medis-di-ujung-tanduk-XUGFYD4f1b.jpg Ilustrasi. (Foto: Freepik)
A A A

DATA Dewan Perawat Internasional (ICN) mencatat ada sekira 90 ribu tenaga medis di seluruh dunia yang terinfeksi COVID-19.

Memang tenaga medis menjadi garda terdepan yang menjaga agar nyawa pasien bisa diselamatkan setelah kena virus corona.

Salah satu tantangan para tenaga kesehatan ini adalah karena kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD). Bahkan, karena kelangkaan APD, jumlah tenaga medis yang tertular virus corona naik dua kali lipat.

apd

Di Indonesia sendiri, Ketua Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, awal bulan ini tercatat ada 38 dokter dan 17 perawat yang telah meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Sudah Ada Total 90 Ribu Tenaga Medis yang Terinfeksi Virus Corona COVID-19

Oleh karena itu, Ketua Umum FSP FARKES/R Idris Idham mendesak pemerintah untuk lebih memperhatikan keselamatan para tenaga medis yang menangani pandemi corona. “Caranya, dengan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang memenuhi standar dengan jumlah yang mencukupi,” ujarnya dalam sebuah siaran pers.

Follow Berita Okezone di Google News

Fakta miris memang. Para tenaga medis ini bertaruh nyawa demi kesembuhan manusia lain. Sementara itu, alat pelindung diri (APD) yang digunakan tak layak dan tak memadai jumlahnya di saat pandemi COVID-19 seperti sekarang.

Dalam laporan Kementerian Kesehatan RI, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Bambang Wibowo mengungkap, kebutuhan APD sangat tinggi di tengah pandemi corona tapi stok terbatas.

"Kebutuhan APD sangat tinggi, sementara persediaannya terbatas. Pada saat pandemi COVID-19 seperti sekarang, APD ternyata tak hanya digunakan tenaga medis, tetapi pasien dan masyarakat umum pun menggunakannya," kata Bambang beberapa waktu lalu.

apd

Keterbatasan APD ini menjadi ancaman serius para garda terdepan ini. Mereka yang bertemu langsung dengan pasien COVID-19 dihadapkan pada realita miris yang harus mereka terima. Lagi-lagi, semua demi menjalankan sumpah profesi yang tak boleh mereka abaikan.

Baca Juga: 3 Tingkatan APD untuk Tangani Corona COVID-19

APD sangat dibutuhkan karena atribut itu berfungsi sebagai penghalang bahan infeksius seperti virus dan bakteri yang bisa saja menempel di kulit, mulut, hidung, atau selaput lendir mata para tenaga medis.

Masalah lain yang dihadapi petugas medis di Indonesia dalam menangani kasus COVID-19 ini adalah sifat tidak jujur pasien. Ya, ini juga menjadi fakta yang mesti dijadikan pembelajaran bagi siapapun. Ternyata, masih banyak pasien tidak mau menjelaskan secara jujur kondisi kesehatan maupun riwayat perjalanan yang telah dilaluinya sebelum terpapar virus corona COVID-19.

Wiku menyatakan, banyak dokter dan perawat yang menangani pasien corona meninggal dunia, akibat pasien yang tidak jujur. Ketidaktahuan petugas layanan kesehatan bahwa pasien yang dirawat ternyata positif COVID-19, akhirnya membuat mereka terpapar.

"Kemudian sebagian besar juga diperparah oleh pasien yang tidak jujur menceritakan tentang riwayat penyakitnya serta riwayat perjalanan dan riwayat kontak dengan orang positif COVID-19," ujar Wiku.

Baca Juga: Please Pasien COVID-19 Jangan Bohong agar Tenaga Medis Tak Jadi Korban

Menurut Wiku, kematian para tenaga medis itu menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diperbaiki. Selain ketidakjujuran pasien, lanjut Wiku, para dokter dan perawat yang meninggal tersebut, juga dilandasi faktor masih banyak masyarakat yang meremehkan pandemi corona.

Selain itu, kelelahan, jam kerja yang panjang dan prosedur invasif atlias kontak langsung dalam keadaan darurat kepada pasien, juga menjadi faktor penyebab banyaknya tenaga kesehatan yang meninggal.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini