Belum lama ini, beredar sebuah pesan berantai di aplikasi WhatsApp yang menyebutkan bahwa virus corona penyebab Covid-19 bisa menyebar lewat udara. Kabar tersebut sontak menimbulkan tanda tanya besar di tengah masyarakat Indonesia.
Bagaimana tidak, salah satu kutipan dalam pesan itu menjelaskan bahwa virus corona bisa bertahan di udara dan melayang-layang sampai 8 jam setelah keluar dari tubuh penderita saat bersin atau batuk, dan tidak lagi membutuhkan medium cairan untuk bertahan.
Pesan berantai ini juga mengklaim virus corona bisa bertahan lebih lama di ruangan tertutup. Bahkan cenderung lebih cepat mendarat di tubuh orang yang berada di dalamnya, karena udara berputar-putar di situ-situ saja.
“Maka, bapak dan ibu tolong kita ikuti prtokol yang semakin ketat ini yaitu bahwa kalau kita keluar, biarpun tidak ke kerumunan massa, wajib pakai masker untuk saling melindungi satu sama lain. Karena menurut WHO ada satu golongan baru dalam proses penularan wabah ini yaitu, OTG (orang tanpa gejala). Di mana mereka memiliki suhu tubuh normal, tidka batuk tapi sudah membawa virus karena daya tahan tubuhnya cukup kuat,” tulis pesan tersebut yang mengatasnamakan Juru Bicara Covid-19 Achmad Yurianto.
Isu ini kembali mencuat setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis sebuah pernyataan baru. Dalam briefing media di Jenewa, Selasa 7 Juli 2020, Pemipin teknis pandemic Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan memang ada pembicaraan mengenai kemungkinan transmisi melalui udara dan transmisi aerosol sebagai bentuk dari transmisi Covid-19.
Baca Juga : WHO Akui Virus Covid-19 Airborne, Dokter Penyakit Dalam: Bukan Sumber Penularan Utama
Hal senada juga disampaikan oleh Benedetta Allegranzi, selaku pemimpin teknis untuk pencegahan dan pengendalian infeksi WHO. Dilaporkan oleh Reuters, Rabu 7 Juli 2020, Allegranzi mengatakan ada bukti kuat terkait transmisi virus corona lewat udara. Hanya saja sampai saat ini belum dapat diidentifikasi atau tidak definitif.
“Buktinya masih tetap harus dikumpulkan dan diinteprentasikan, dan kami akan terus melakukan penelitian. Tapi kemungkinan terjadinya transmisi lewat udara di lungkungan publik memang tidak dapat dikesampingkan,” ujar Allegranzi.
Namun saat dikonfirmasi Okezone, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan kabar penyebaran virus corona melalui udara sejatinya sudah dirilis oleh pejabat WHO pada 5 April lalu.
“Tapi perlu diingat, rilis tentang airborne itu bukan official statement. Saya tetap mengatakan sesuai penelitian ahli Jepang penyebarannya adalah mikro droplet, bukan udara,” tegas Yuri saat dihubungi via pesan singkat kepada Okezone, Kamis (9/7/2020).
Follow Berita Okezone di Google News