Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

BMKG Prediksi 65% Wilayah Indonesia Alami Puncak Kemarau pada Agustus

Rahman Asmardika, Jurnalis · Jum'at 31 Juli 2020 11:07 WIB
https: img.okezone.com content 2020 07 31 620 2254964 bmkg-prediksi-65-wilayah-indonesia-alami-puncak-kemarau-pada-agustus-OUGBBhn1J3.jpg
A A A

SEBAGIAN besar wilayah selatan Indonesia diprediksi akan memasuki puncak musim kemarau pada Agustus ini. Menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, kondisi ini kan mempengaruhi 69% dari 342 daerah Zona Musim (ZOM) di Indonesia.

Wilayah-wilayah yang sebagian besarnya tengah mengalami musim kemarau di antaranya: Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa Timur, sebagian besar Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Barat, pesisir utara Banten, DKI, Sumatera Selatan bagian timur, Jambi bagian timur, sebagian besar Riau, sebagian besar Sumatera Utara, pesisir timur Aceh.

Beberapa wilayah lain seperti Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Timur bagian timur, Kalimantan Selatan bagian utara, Sulawesi Barat bagian selatan, Pesisir selatan Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara bagian utara, Maluku bagian barat, Papua Barat bagian timur, dan Papua bagian utara dan selatan juga mengalami kondisi serupa, demikian disampaikan BMKG dalam keterangan persnya, Jumat (31/7/2020).

BACA JUGA: BMKG Prediksi Musim Kemarau Terjadi April-Oktober 2020, Waspada Kekeringan

Kondisi ini terjadi seiring dengan penguatan angin Monsun Australia yang mengalirkan massa udara dingin dan kering dari Benua Australia menuju Asia melewati Samudera Indonesia dan wilayah Benua Maritim Indonesia

Menguatnya aliran angin Monsun Australia biasanya berkaitan dengan perkembangan sistem tekanan tinggi atmosfer di atas Benua Australia yang mendorong masa udara memiliki aliran yang lebih kuat dari biasanya.

BACA JUGA: BMKG: 64% Wilayah Sudah Masuk Musim Kemarau

Di beberapa wilayah seperti Lombok, Denpasar, Solo, Jogja, Bandung, termasuk Jakarta, angin bertiup lebih kuat. Sementara kota-kota di bagian selatan Jawa dan Bali juga menunjukkan suhu udara yang relatif lebih dingin sedikit dibanding bagian utara, misalnya, pada siang hari di Lombok dan Denpasar suhu berada pada 26- 28°C, sedangkan pada saat yang sama di Semarang, Jakarta, Surabaya 30-31°C.

Musim kemarau telah berdampak menimbulkan potensi kekeringan secara meteorologis pada 31% ZOM berdasarkan indikator Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) atau deret hari kering yang bervariasi dalam hitungan hari hingga bulan.

Follow Berita Okezone di Google News

Deret hari kering terpanjang lebih dari 2 bulan dialami beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur, yaitu Belu, Kota Kupang, dan Timor Tengah Selatan dan di Dompu, Nusa Tenggara Barat.

BMKG telah mengeluarkan Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis ke daerah-daerah tersebut sejak 24 Juli dengan status AWAS atau kode merah. Sementara sebanyak 58 Kabupaten/Kota yang tersebar di Provinsi NTT, NTB, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan mendapat peringatan status SIAGA atau kode oranye.

Bulan Agustus merupakan bulan yang diprediksikan oleh BMKG sebagai Puncak Musim Kemarau bagi sebagian besar wilayah yang telah mengalami kemarau. Puncak Musim Kemarau didefinisikan sebagai bulan atau periode waktu terkering di mana curah hujan yang turun di wilayah yang sedang mengalami kemarau berada pada tingkat paling rendah/minimum.

Sebanyak 65% ZOM yang berada di wilayah sebagian besar NTT, NTB, Bali, sebagian besar Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, dan sebagian Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi Selatan serta Papua bagian selatan akan mengalami Puncak Musim Kemarau pada Agustus.

Sementara 19% ZOM diprediksikan mengalami Puncak Musim Kemarau pada September, yaitu daerah-daerah meliputi sebagian besar Sumatera bagian tengah, Kalimantan bagian selatan, tengah dan timur, Sulawesi bagian barat dan Maluku.

Perlunya peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami kemarau lebih kering dari normalnya yaitu di sebagian Riau, Lampung bagian timur, Banten bagian selatan, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah dan utara, sebagian Jawa Timur, Bali bagian timur, NTB bagian timur, sebagian kecil NTT, Kalimantan Timur bagian tenggara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, dan Maluku bagian barat dan tenggara.

BMKG menghimbau Pemerintah Daerah, pengambil keputusan dan masyarakat luas untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak puncak musim kemarau terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan ketersediaan air bersih.

1
3

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini