Lalu, untuk kerja sama antara Sinopharm - G42 dengan Uni Emirat Arab, saat ini sudah ada kesepakatan. "UEA berkomitmen menyediakan 10 juta vaksin untuk Indonesia dan pada akhir 2020, diharapkan tercapai," tambah Penny.
Dia melanjutkan, Badan POM sendiri sudah terbang ke UEA dan menemui kementerian kesehatannya. "Kami melihat uji klinis tahap 3 vaksin dilakukan dengan sangat baik dan terorganisasi. Banyak sekali aspek positif dengan partisipan 22 ribu peserta dengan keberagaman kebangsaan, ada 119 kebangsaan yang sudah terlibat dalam uji klinis," sambungnya.
Setelah uji klinis fase 3 vaksin Sinopharm, dimungkinkan industri farmasi Indonesia menjadi bagian dari transfer teknologi produksi vaksin tersebut. Ia juga melihat ada peluang kerja sama pengembangan industri vaksin antara Uni Emirat Arab dan Indonesia.
Bahkan dalam waktu dekat akan dikembangkan MoU antara BPOM dan Kementerian Kesehatan Uni Emirat Arab yang akan memastikan kecepatan akses vaksin melalui proses regulasi yang lebih terarah dan memenuhi standar internasional.
"Dan dalam kesimpulan ini juga kami akan mendorong investasi industri farmasi baik di Uni Emirat Arab dan Indonesia sebagai kerja sama bilateral," pungkasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(hel)