Sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil atau pipis merupakan ciri-ciri nokturia. Sayangnya penyakit ini masih jarang diketahui oleh masyarakat, begitupun dengan ciri-ciri nokturia. Meski angka kejadian nokturia di Indonesia mencapai 61%, namun masih banyak orang yang menganggap gejala nokturia ini sebagai hal yang wajar dilakukan.
Ketua Indonesian Society of Female and Functional Urology (INASFFU), Staf Medis Departemen Urologi FKUI-RSCM, dr. Harrina Erlianti Rahardjo, SpU (K), PhD, mengatakan seseorang bisa disebut nokturia apabila saat sudah terbangun untuk berkemih pertama kali, tiap proses berkemih harus diikuti oleh tidur atau keinginan untuk tidur.
Selain ciri tersebut, tentunya ada cara lain untuk mendiagnosis apakah seseorang mengalami nokturia. Dalam Virtual Press Conference : ‘Jangan Diamkan Nokturia dan Nokturnal Enuresis’, Jumat (18/12/2020), dr. Harrina membagikan beberapa cara mendiagnosis nokturia. Setidaknya ada 3 cara yang bisa dilakukan seseorang untuk memastikan kondisi tubuhnya dari nokturia.
1. Anamnesis
Gejala LUTS
Kencing berdarah
Nyeri saat kencing
Masalah jantung (udem tungkai, atau mata kaki)
Masalah pernapasan (sesak)
Gangguan persarafan
Masalah ginekologi
Kebiasaan makan dan minum atau obat-obatan yang memengaruhi diuresis
Permasalahan psikis
Baca Juga : Sering Dialami Pria, Yuk Kenali Penyebab Nokturia
2. Kuesioner nokturia
ICIQ-N
Catatan harian berkemih
Follow Berita Okezone di Google News