Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Waspada TBC, Bakteri Mycobacterium Bisa Tidur dan Aktif Kapan Saja

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Selasa 22 Maret 2022 17:30 WIB
https: img.okezone.com content 2022 03 22 620 2565969 waspada-tbc-bakteri-mycobacterium-bisa-tidur-dan-aktif-kapan-saja-c40GCeEkTE.jpg Ilustrasi TBC. (Foto: Shutterstock)
A A A

PENYAKIT tuberkulosis memang menjadi salah satu penyakit berbahaya. Pasalnya, penyakit ini akan menyerang paru-paru, namun tidak jarang pula dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah.

Disebabkan oleh Bakteri Mycobacterium tuberculosis, bakteri tersebut bisa menyebabkan Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) atau TBC tanpa gejala. Bahkan, bakteri tersebut bisa tidur di dalam tubuh.

Penyakit tersebut membahayakan karena pasien merasa baik-baik saja, tidak sakit, padahal di dalam tubuhnya memiliki bakteri TBC yang bisa menular ke orang lain. Menariknya, bakteri TBC yang tertidur itu tidak bisa diprediksi kapan bangunnya.

TBC

"Pada beberapa kasus, ILTB terjadi pada balita. Jadi, di usianya yang masih kecil dia sudah menyimpan bakteri TBC tapi karena imunitasnya masih cukup kuat menekan munculnya gejala, alhasil TBC-nya tidak bergejala," terang dr Nurul H.W. Luntungan, MPH, Ketua Yayasan Stop TB Partnership Indonesia (STPI).

Nah, lanjut dr Nurul, saat si balita itu tumbuh besar dan ada kondisi imunitasnya lemah, bakteri TBC yang tertidur itu bisa bangun dan akhirnya memicu munculnya gejala.

"Makanya, pada pasien ILTB pemberian obat Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) sangat penting agar bakteri TBC yang tak menyebabkan gejala itu bisa dikalahkan dan artinya TBC benar-benar tidak dialami si pasien," tambahnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Obat TPT sendiri ada yang diberikan dalam kurun waktu 3 bulan dengan aturan minum 1 minggu sekali atau ada juga obat TPT yang dikonsumsi 6 bulan full dan dikonsumsi setiap hari. Ini akan dipengaruhi oleh diagnosa dan pemeriksaan dokter.

Karena ILTB ini TBC tak bergejala, sangat diharapkan kepada masyarakat yang merupakan kontak erat pasien TBC untuk melakukan skrining TBC untuk mencari bakteri yang mungkin menyebar ke anggota keluarga.

Tracing yang tepat dan cepat akan meminimalisir penyebaran bakteri antarorang di sekitar pasien TBC. Ini penting karena TBC yang tak tertangani akan menjadi masalah serius, baik untuk pasien itu sendiri maupun orang lain.

"Ketika ada nenek-kakek atau bapak-ibu yang didiagnosa TBC, dan kebetulan tinggal serumah, meski Anda tidak bergejala, segera lakukan tes TBC karena risiko ILTB sangat besar," saran dr Nurul.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini