Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Harga CPO Malaysia Turun Dipicu RI Tetapkan Harga Refensi

Dinar Fitra Maghiszha, Jurnalis · Senin 17 Oktober 2022 12:48 WIB
https: img.okezone.com content 2022 10 17 620 2688599 harga-cpo-malaysia-turun-dipicu-ri-tetapkan-harga-refensi-RzzM9i0Ldf.jpg CPO. (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Harga minyak sawit mentah / crude palm oil (CPO) menurun pada Senin siang (17/10/2022), karena merespons kebijakan Indonesia yang menetapkan harga referensi baru serta nilai pajak ekspor yang lebih rendah pada pertengahan Oktober ini.

Kontak CPO periode Desember di Bura Derivatif Malaysia hingga pukul 12.09 WIB merosot 1,85% di MYR3.762 per ton.

Sedangkan harga pengiriman November berada di level MYR3.712 per ton.

 BACA JUGA:Harga CPO Naik, Langsung Diborong Pembeli

Produsen CPO terbesar dunia, Indonesia, baru saja menetapkan harga referensi CPO untuk periode 16-31 Oktober 2022 sebesar USD713,89 per ton, sebagaimana terlampir dalam dokumen Kementerian Perdagangan.

Sementara itu pajar ekspor turun menjadi USD3 per ton, dari USD33 yang ditetapkan pada harga referensi sebelumnya.

Pungutan ekspor RI yang lebih rendah membuat harga jual menjadi terjangkau di pasaran, sekaligus meningkatkan permintaan. Secara otomatis hal itu membuat harga di Malaysia menjadi lebih rendah.

Follow Berita Okezone di Google News

Namun, di sisi lain, ekspor produk CPO Malaysia dilaporkan turun 4% (MoM) pada periode 1-15 Oktober, sesuai data surveyor kargo Intertek Testing Services pada Sabtu lalu.

Di tengah koreksi harga minyak sawit, sejumlah harga minyak nabati lain turut bergerak fluktuatif, seperti minyak kedelai di Bursa Dalian China yang stagnan, sedangkan kontrak CPOnya naik 2,51%, sedangkan minyak kedelai di Chicago juga naik 0,6%.

Sentimen pergerakan harga juga datang dari ringgit yang terus melemah terhadap dolar. Hal ini tampak akan menjadi katalis positif karena membuat komoditas tersebut lebih murah bagi pemegang mata uang lain.

Ke depan, harga CPO berpeluang melemah hingga area support di MYR3.707 per ton, lantaran gagal menembus level resistance si MYR3.858 per ton.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini