LOMBOK termasuk destinasi wisata andalan Indonesia yang sudah terkenal ke mancanegara selain Bali dan Raja Ampat. Pulau di Nusa Tenggara Barat ini juga salah satu destinasi super prioritas menerapkan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE).
Hal ini sebagai upaya untuk mewujudkan pariwisatanya berkelanjutan sekaligus mendorong destinasi wisata di dalamnya dapat bangkit kembali.
Baca juga: Bali Nomor 1 dan Lombok 16, Ini 25 Destinasi Wisata Terbaik Asia 2020
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf, Rizki Handayani mengatakan, ketika tidak ada wisatawan yang datang berkunjung akibat pandemi Covid-19, maka ini waktu yang tepat untuk menghidupkan kembali sekaligus membersihkan alam Indonesia.
“Karena yang bisa mencegah penyebaran Covid-19 ini di antaranya dengan menjaga kebersihan. Masalah kebersihan ini bukan hanya melibatkan diri sendiri, tetapi juga kebersihan lingkungan yang ada di sekitar kita,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Kemenparekraf, Minggu (20/9/2020).
Pandemi virus corona terlah mengubah pola wisatawan dari mass tourism ke quality tourism. Sekarang wisatawan akan lebih banyak mencari destinasi wisata mengedepankan hygiene atau kebersihan sekaligus memberikan rasa aman dan nyaman dalam berwisata.
Menurut Rizki, pemerintah hadir untuk mewujudkan aspek kebersihan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan guna membangun pariwisata berkelanjutan.
Dalam webinar bertajuk ‘Bincang-Bincang Revitalisasi Bumi: Sinergi & Kolaborasi Menjaga Bumi’, Jumat lalu, Rizki Handayani berharap melalui revitalisasi bumi ini dapat meningkatkan citra pariwisata Indonesia, khususnya kepada wisatawan mancanegara, bahwa Indonesia sedang bersiap untuk menerima wisatawan kembali.
Analis Kebijakan Kemenparekraf, Noviendi Makalam mengatakan salah satu yang harus tetap dipertahankan di masa pandemi dan setelah pandemi berakhir adalah penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE.
Hal ini dapat menjadikan destinasi pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia untuk berkembang dengan baik dan berkelanjutan.
“Pandemi ini memberikan pelajaran yang berharga bahwa kita sebagai manusia harus menjaga dan merawat bumi ini dengan sebaik-baiknya,” kata Noviendi.
Founder & Executive Director of Divers Clean Action, Swietenia Puspa Lestari, menjelaskan kegiatan revitalisasi bumi bukan hanya sekadar bersih-bersih pantai tetapi memberikan insight mengenai langkah-langkah yang harus diterapkan untuk mewujudkan CHSE di setiap titik destinasi. Salah satu masalah yang dihadapi di setiap titiknya ialah mengenai kebersihan.
“Hal ini tercermin dari data-data hasil pembersihan sampah yang kita lakukan bersama lebih dari 1.600 pekerja wisata bahari di 16 titik yang tersebar di Bali dan Lombok. Dari sampah yang dikumpulkan di area Bali dan Lombok, sekitar 3,11 ton berhasil ditangani,” ujar Swietenia.
Follow Berita Okezone di Google News