Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Pahit Getir Sisca Soewitomo, sang Ratu Boga Indonesia

Dimas Andhika Fikri, Jurnalis · Kamis 06 Agustus 2020 11:15 WIB
https: img.okezone.com content 2020 08 06 620 2257798 pahit-getir-sisca-soewitomo-sang-ratu-boga-indonesia-xJi9G3ELQ0.jpg Sisca Soewitomo. (Foto: Instagram @sisca.soewitomo)
A A A

Kendati sudah memiliki potensi memasak, dia memilih melanjutkan sekolah SMA bukan sekolah kejuruan boga. Lulus SMA, Sisca pindah ke Jakarta untuk melanjutkan studi di bangku kuliah dan memilih fakultas kedokteran sebagai jurusan kuliah. Ya, dia awalnya memang berkeinginan menjadi dokter. Cita-citanya itu kandas di tengah jalan lantaran pada semester kedua, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya.

"Saya menikah. Tetapi saya harus membuat sesuatu untuk menambah penghasilan keluarga. Saya pun kuliah lagi, di Trisakti. Dulu ada dua jurusan, yakni perhotelan dan seni rupa. Saya memilih perhotelan, karena saya berpikir tidak perlu capek-capek belajar. Saat itu saya sudah punya dua orang anak. Saya bisa kuliah sambil membesarkan anak," ujar dia.

Menempuh pendidikan di Trisakti, menurut dia banyak mendapatkan berkah. Pada 1974, dia sudah mulai bekerja sebagai field personnel atau pekerja lapangan dalam Pacific Asia Travel Association (PATA) Conference, selama dua minggu.

Baca Juga: Nostalgia Resep Mi Rebus Jawa ala Sisca Soewitomo yang Baru Pensiun

"Saya berhasil lolos, karena saya dulu bisa berbahasa Inggris. Bapak saya dulu kan pegawai Bea Cukai, banyak tamu asing. Jadi saya sudah terbiasa membaca buku dan berbahasa asing," cerita dia sambil tertawa.

Semasa kuliah, dia mendapatkan kesempatan emas menjadi asisten dosen dan berhasil mendapatkan beasiswa American Institute of Baking di Manhattan, Kansas, Amerika Serikat (AS). Di sana dia belajar berbagai macam makanan, seperti roti.

Sepulang dari Negeri Paman Sam, kemahirannya di bidang kuliner semakin tajam. Kariernya di bidang pendidikan boga kian melejit, namanya pun semakin dikenal. "Jabatan saya banyak sekali, tetapi pada 1991 saya justru mengundurkan diri," imbuh dia.

Di saat kariernya sebagai civitas akademika gemilang, dia justru memilih bekerja di sebuah majalah wanita sebagai manager non-redaksi. Dia pun terus berpetualang dengan berbagai profesi di industri boga. "Saya bekerja di pabrik makanan beku, sebagai manager development product. Saya memproduksi nugget dan dimsum, pada 1995-an," cerita dia.

Pada 1997, Sisca memasuki industri siaran televisi. Ada salah satu televisi swasta yang menawari dirinya untuk mengisi program Aroma.

"Saya tidak grogi, karena saya sudah sering demo masak," ujarnya sambil terkekeh. "Pada 1999, saya mulai menerbitkan buku. Saya sudah membuat 104 judul buku resep. 15 di antaranya dibeli Malaysia," tutur wanita yang memiliki suara yang khas.

Follow Berita Okezone di Google News

(dwk)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini