Transplantasi ginjal menjadi salah satu cara yang bisa ditempuh untuk menyembuhkan pasien penyakit ginjal selain dengan terapi hemodialisa. Namun masih banyak orang yang belum tahu tentang manfaat yang bisa diperoleh dengan melakukan transplantasi ginjal.
Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM, Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU(K) mengatakan, prosedur transplantasi ginjal dilakukan secara multidisiplin dan komprehensif untuk mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan.
Salah satu rumah sakit di Indonesia yang memiliki tim khusus untuk melakukan transplantasi ginjal adalah RSUPN Cipto Mangunkusumo. Bahkan tim Transplantasi Ginjal di RSCM terdiri dari beberapa spesialis terkait.
“Di antaranya mencakup ahli Penyakit Dalam Ginjal Hipertensi (ahli Nefrologi, Urologi, Anestesiologi, Radiologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik, Kardiologi, Pulmonologi, Psikiatri, dan THT,” terang dr.Irfan dalam re-launching ‘Unit Layanan Transplantasi Ginjal RSUPN Cipto Mangunkusumo', Jumat 11 September 2020.
Lebih lanjut, dr. Irfan mengatakan, dokter spesialis urologi dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim donor dan tim resipien. Anggota aktif tim donor transplan saat ini berjumlah 4 orang, sementara tim resipien transplan berjumlah 5 orang, dalam 9 tahun terakhir.
“Prosedur transplantasi ginjal di RSCM sudah dilakukan hampir 800 kali, 15 di antaranya dilakukan di era pandemi Covid-19,” tuturnya.
Bagaimana prosedurnya selama pandemi?
Dr. dr. Irfan Wahyudi menjelaskan, prosedur yang dilakukan di era pandemi Covid-19 memiliki sedikit perbedaan karena menerapkan protokol kesehatan baru yang ketat, baik dari sebelum operasi, selama operasi, maupun sesudah operasi.
“Untuk tenaga kesehatan yang terlibat, RSCM mewajibkan untuk pemeriksaan swab real time (RT) PCR SARS-CoV-2 tiap 2 minggu,” dr.Irfan.
Lebih lanjut, jika ada anggota tim transplantasi yang terpapar kasus probable atau confirmed Covid-19, anggota tim tersebut tidak diperbolehkan untuk ikut berpartisipasi. Mereka tidak boleh ikut serta untuk sementara waktu hingga hasil swab terbukti negatif.
Departemen Urologi FKUI-RSCM melakukan beberapa penelitian sebagai upaya mengetahui dampak pandemi terhadap kegiatan pelayanan dan pendidikan. Hasil penelitian tersebut menjadi dasar kebijakan program kerja Departemen Urologi.
“Diharapkan, di era pandemi Covid-19. Departemen Urologi FKUI-RSCM mampu terus berkontribusi dalam menciptakan penelitian kedokteran yang aplikatif dan inovatif, terutama perihal dampak Covid-19 terhadap sistem urogenital,” jelasnya.
Baca Juga : Jessica Iskandar Pakai Topi Anyaman Raksasa, Netizen: Ngalahin Tenda Nikahan
Pilihan Pengobatan terbaik?
Pengobatan pasien gagal ginjal dengan metode transplantasi ginjal telah menjadi pilihan yang banyak dilakukan saat ini. Berdasarkan update terakhir Juni 2020, angka transplantasi ginjal secara kumulatif di 12 kota se-Indonesia mencapai 913 prosedur.
Bila dibandingkan Dengan data 2017, terdapat peningkatan sebesar 284 prosedur yang dicapai dalam tiga tahun terakhir. Dr. dr. Irfan Wahyudi menyebut bahwa kondisi ini menandakan prosedur transplantasi ginjal sudah diterima oleh masyarakat Indonesia.
“Transplantasi ginjal sebagai terapi penyakit ginjal tahap akhir, selain metode cuci darah (hemodialisis atau peritoneal dialysis),” ucapnya.
Salah satu faktor yang mendukung fakta ini adalah tingkat keberhasilan transplantasi ginjal di Indonesia yang cukup komparatif dengan negara-negara maju.
Berdasarkan Studi Wang, dkk, angka survival rate organ donor (allograft) pasien transplantasi ginjal oleh donor hidup dalam satu tahun di Amerika Serikat, Kanada, New Zealand, dan Eropa lebih dari 95 persen.
Di Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSCM, angka survival rate organ donor dalam 1 tahun pasca transplant adalah 92 persen, dan 3 tahun pasca transplan adalah 90,6 persen.
“Dalam penanganan pasien penyakit ginjal tahap akhir,pilihan terapi yang tersedia saat ini adalah dialisis (cuci darah) atau transplantasi. Secara umum, transplantasi ginjal merupakan metode terbaik,” tuntasnya.
Follow Berita Okezone di Google News